Muhamad Delfi dan Sopiyan menjadi tersangka pembunuhan sadis 7 korbannya di Riau. Delfi membunuh dan memutilasi korban karena ingin menjadi sakti seperti yang diperintahkan ayahnya.
Kesimpulan ini disampaikan Kabid Psikologi Polda Riau, Kompol Novian Susilo Psi. MM saat berbincang dengan detikcom, di Mapolda Riau, Sabtu (16/8/2014). Delfi percaya dengan perintah dari ayahnya yang dikenal di lingkungan sebagai dukun.
Sang ayah akan memberikan kesaktiannya kepada Delfi. Namun dia mengajukan syarat agar Delfi mencari lebih dulu tujuh alat vital pria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat vital itu diminta agar setelah dipotong segera diambil airnya. "Airnya inilah yang dia olesi ke seluruh tubuhnya dengan harapan ritual itu bisa menjadikannya sakti," tutur Novian.
Salah satu alasan pendorong yang membuat Delfi begitu nafsu ingin bisa menjadi orang sakti karena faktor status sosial di lingkungannya. Delfi sendiri hanyalah seorang pria yang mengenyam pendidikan terakhir kelas 3 SMP.
Novian juga memastikan kondisi kejiwaan pelaku normal. Delfi sanggup menjelaskan kronologi pembunuhan yang dia lakukan. Termasuk penyesalan karena telah membunuh dan memutilasi.
"Delfi bisa menjelaskan secara rinci bagaimana dia kali pertama melakukan pembunuhan itu. Dan dia juga menyesali atas perbuatannya itu. Jadi kita kesimpulkan bahwa kejiwaannya Delfi adalah normal," kata Novian.
Penyesalan itu dirasakan Delfi setelah kesaktian yang diharapkan tidak terbukti. Contohnya saat Novian mencubit keras lengan Delfi. Dia langsung mengerang kesakitan.
"Saya bilang, kalau kamu sakti kan tentunya tidak sakit. Saya mencoba untuk mengajaknya berfikir secara logika," imbuh Novian yang mengenyam pendidikan di Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS) Solo.
(cha/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini