Buku terbarunya diterbitkan pada bulan Juli 2014 lalu oleh penerbit Ndayu Pustaka dengan judul "Menggerakkan Kekuatan Indonesia". Menurut Untung, buku tersebut merupakan pengalamannya selama menjabat Bupati Sragen selama dua periode.
"Ini bukan mengarang, ini pengalaman aku membangun Sragen. Dulu Sragen itu Kabupaten termiskin kedua di Jawa Tengah sebelum saya menjabat," kata Untung saat berbincang dengan detikcom di Lapas Klas I Kedungpane Semarang beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota harus sinergi jalan. Nanti pak Presiden yang baru, bisa selesaikan ini (isi buku) saja sudah bagus," tandasnya.
Buku dengan cover putih bergambar tiga roda gigi itu juga dibubuhi komentar dari beberapa tokoh d iantaranya Gubernur Jawa Tengah Periode 1998-2007, Mardiyanto. Ia pun sudah mencetak buku itu sebanyak 2.000 eksemplar dan dijual di lapas atau melalui pemesanan.
Selama di dalam lapas, lanjut Untung, ia bisa lebih mencurahkan hobi menulisnya itu dengan memanfaatkan fasilitas yang disiapkan untuk kreatifitas penghuni lapas. Ia juga dibantu penghuni lapas lainnya saat menulis buku.
"Di sini mau ngapain lagi? Aku di sini bisa berkarya 24 jam. Buku ini aku tulis dalam waktu enam bulan," ujarnya.
Salah satu narapidana yang membantu Untung adalah Narto. Menurut Narto, buku terakhir yang dijual dengan harga Rp 50 ribu itu lebih laris daripada buku-buku sebelumnya. Pelangganya pun banyak dari pejabat-pejabat daerah.
"Ini laris, kepala daerah banyak yang beli. Biasanya dikirim," kata Narto.
Diketahui, Untung Wiyono dibui terkait kasus korupsi kas APBD tahun 2003 hingga 2010 sebesar Rp11,2 miliar dan dihukum 7 tahun penjara. Saat ini Untung masih mengupayakan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung.
(alg/aan)