Eks Hakim MK Harjono Jelaskan DPKTb Agar Pemilu Lebih Jujur

Eks Hakim MK Harjono Jelaskan DPKTb Agar Pemilu Lebih Jujur

- detikNews
Jumat, 15 Agu 2014 22:18 WIB
Prof Harjono
Jakarta - Mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Harjono hadir sebagai ahli dalam sidang pelanggaran kode etik yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Harjono memaparkan perihal daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) agar proses pemilu lebih jujur.

"Apa itu DPKTb? Itu adalah proses administratif yang kemudian dimaksudkan untuk menampung apa yang pernah diputuskan MK nomor 102 itu," ujar Harjono dalam sidang di kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakpus, Jumat (15/8/2014) malam.

"DPKTb itu menampung putusan MK 102 itu usaha supaya tingkat kejujuran pemilu itu bertambah," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian Harjono menjelaskan mengenai pemilu yang jujur dan adil apabila setiap orang mencoblos 1 kali dan apabila setiap pemilih memiliki hak yang sama dengan pemilih lainnya.

Harjono juga menyinggung perihal penggunaan eKTP yang diharapkan bisa menggantikan Daftar Pemilih Tetap (DPT) ke depan. Namun dengan catatan penggunaan eKTP itu berjalan baik dan mencakup seluruh warga negara.

"Andai kata eKTP kita sudah bagus, ada eKTP, ada barcode itu e-nya jalan itu sudah pernah digunakan, kita ke depan bicara IT, kalau KTP sudah semua seperti itu, masihkah kita perlu DPT? Nggak," kata Harjono.

Kemudian Harjono juga menyebutkan bahwa DPKTb diibaratkan sebagai emergency exit yang suatu saat dibutuhkan. Dan nyatanya pada pemilu 2014 ini, DPKTb masih diperlukan.

"DPT yang ada sekarang secara substantif bisa mengurangi hak-hak warga negara. Alasan apa saja? Itu sistemnya ini realitas bisa kita temukan ada warga negara yang tidak terdaftar, sehingga bisa hilang haknya. Kalau MK bilang gitu (putusan 102), lalu kpu bikin DPKTb, itu apa yang ada di situ. Agenda-agenda tersembunyi, kecurangan? Tidak ada. Maka kalau DPKTb lalu kontestan tertentu menang? Tidak. Jadi DPKTb adalah emergency exit yang tetap disediakan in case ada seperti itu. Ternyata sekarang masih berguna," paparnya.

(dha/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads