Massa pendukung Prabowo-Hatta berdemo setiap hari mengawal sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi. Di tengah-tengah itu, petugas kebersihan taman terpaksa harus rela ekstra tenaga membersihkan sisa-sisa sampah yang ditinggalkan massa aksi.
Seperti yang dialami oleh Amat (50), seorang petugas kebersihan Dinas Pertamanan yang sehari-harinya bekerja merawat taman di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakpus. Ia mengaku akibat aksi demo para pendukung pasangan nomor 1 di depan gedung MK, setiap pulang kerja beberapa hari ini ia merasa sangat kelelahan.
"Ini jadi tambah pekerjaan, jadi capek. Sampah pada di mana-mana banyak banget. Capek ngambilinnya," kata lelaki beranak 3 itu kepada detikcom saat ia memunguti sampah di taman depan gedung MK, Jumat (15/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biar cepet selesai dah mereka. Kalau nggak selesai-selesai, kita semua semua yang repot. Kita udah dari subuh berangkat dari Bogor, tambah kerjaan jadi capek," harap Amat.
Sementara itu rekan satu profesit Amat, Udin (45) merasa sedih karena tanaman di taman jadi rusak akibat diinjak-injak oleh pendukung Prabowo-Hatta. Udin pun mengatakan akan kembali menanam tanaman di taman jika proses demo telah usai nanti.
"Tanaman saya jadi rusak. Padahal tiap hari saya rawat, sekarang diinjak-injak. Besok mau saya tanem lagi," ujar Udin sambil menyapu taman.
Udin terlihat sesekali memeriksa kondisi tanaman yang rusak. Saat ditanya siapa pilihan presidennya, Udin pun tertawa.
"Haha, kalau itu rahasia. Saya pilih yang bisa sejahterain rakyat kecil kaya saya," tambah pria yang tinggal di Depok ini.
Dalam aksinya pendukung Prabowo-Hatta memang mendapat jatah makanan. Meski begitu, mereka meninggalkan sampah-sampah makanan mereka di sembarang tempat. Usai berdemo, biasanya massa aksi langsung kembali pulang dan mengabaikan tumpukan-tumpukan sampah di sekitar gedung MK.
(ear/ndr)