Sejarah Patung Diponegoro disebutkan dalam dalam dokumen 'Tugu Nasional: Laporan Pembangunan' yang diletakkan di Taman Monas bagian utara. Patung itu disebutkan sumbangan dari seorang pengusaha keturunan Italia yang sangat cinta dan kagum akan Indonesia, Mario Pitto. Pitto ingin sekali menghadiahkan sesuatu pada bangsa Indonesia sebagai bentuk respeknya akan negara ini.
Pitto mengutarakan keinginannya itu kepada Duta Besar Indonesia untuk Italia saat itu, Teuku Mohamad Hadi Tayeb tahun 1963. Hadi Tayeb mengusulkan untuk membuat patung dari pahlawan Indonesia, dipilihlah Pangeran Diponegoro. Pitto menunjuk pemahat patung dari Italia, Prof Cobertaldo, yang didatangkan ke Indonesia untuk mempelajari lukisan hingga sejarah Diponegoro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga kini, patung Pangeran Diponegoro yang menunggang kuda itu tak pernah diresmikan. Pitto, sang penderma, tak pernah melihat posisi patung yang dihibahkannya hingga meninggal karena penyakit tahun 1968.
Nasib Patung Diponegoro persis dengan Patung Pancoran yang berada di tengah perempatan jalan yang sibuk di Jaksel. "Jadi patung Dirgantara itu dibuat di masa peralihan orde lama ke orde baru, dan selesai di masa orde baru. Saat selesai sama sekali tak pernah diresmikan, jadi ya selesai begitu saja. Tak pernah ada selamatan atau seremoni," jelas sejarawan LIPI Asvi Warman saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/8/2014).
Asvi menuturkan, patung pemuda bersemangat dengan berpose menunjuk itu dibuat pada 1965 dan selesai sekitar 1967-1970. Edhi Sunarso membangun patung itu atas permintaan Soekarno. Patung dibangun dari perunggu dan melibatkan pemahat Yogyakarta. Tiang penyangga patung tingginya 27 meter dan tinggi patung dari perunggu 11 meter.
Proses konservasi ini memakan waktu selama dua bulan. Patung Dirgantara (Pancoran) akan dilakukan pada 11 Agustus hingga 19 September 2014. Sedangkan patung Diponegoro yang berada di Monas akan dilakukan pada 17 September hingga 2 Oktober 2014. Proses konservasi kedua patung ini memakan biaya Rp 566 juta.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini