"Jadi patung itu dibuat di masa peralihan orde lama ke orde baru, dan selesai di masa orde baru. Saat selesai sama sekali tak pernah diresmikan, jadi ya selesai begitu saja. Tak pernah ada selamatan atau seremoni," jelas sejarawan LIPI Asvi Warman saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/8/2014).
Asvi menuturkan, patung dirgantara yang tenar dengan nama patung Pancoran itu dibuat pada 1965 dan selesai sekitar 1967-1970. Edhi Sunarso membangun patung itu atas permintaan Soekarno. Patung dibangun dari perunggu dan melibatkan pemahat Yogyakarta. Tiang penyangga patung tingginya 27 meter dan tinggi patung dari perunggu 11 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asvi berharap pejabat dan pemerintahan saat ini peduli dengan nasib patung itu. Di masa orde baru, patung yang didirikan atas permintaan Soekarno itu seolah tak digubris. Mulai tak diresmikan, tak dikucurkan dana, hingga dibangun jalan layang yang mengganggu estetika patung.
"Saya kira perlu diresmikan ulang, bisa Ahok atau Jokowi saat hari pahlawan," imbuh dia.
Asvi juga mengusulkan kalau memungkinkan patung itu dipindah karena kini estetika patung terganggu jalan layang. "Bagaimana penyelesaian atau dipindahkan lokasi patung agar lebih estetis," tutupnya.
(ndr/mad)