Kedelapan daerah yang mengalami kekeringan beberapa komoditas pangan, khususnya padi yaitu Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, dan Kota Langsa. Kekeringan yang terjadi di Aceh terjadi karena tingginya pengurangan debit air di beberapa tempat.
"Dalam sepuluh tahun terakhir pengurangan debit air sangat tinggi, di Krueng Meureudu mencapai 30 persen, tertinggi di Krueng Tiro sampai 40 persen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh, Razali Adami, saat menggelar konferensi pers di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (12/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila kekeringan ini tidak diatasi, jumlah tanaman pangan yang gagal panen lebih besar sehingga kerugian mencapai Rp100 miliar. "Jadi kita harus selamatkan ini, untuk jangka panjang memang kita butuh waduk penampungan air, sehingga air hujan yang turun bisa ditampung, untuk kemudian disalurkan ke lahan-lahan pertanian ketika kemarau," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Aceh, Hasanuddin Darjo, mengatakan, kekeringan yang melanda sebagian wilayah di Aceh juga disebabkan oleh kebakaran hutan. Untuk itu, Darjo mengharapkan adanya kesadaran masyarakat agar tidak sembarangan membakar lahan.
"Ada 3000 penyuluh di seluruh Aceh, kita terus berupaya mensosilaisasikan hal-hal terkait ketahanan pangan kepada masyarakat," katanya.
(try/try)