Agung Laksono yang telah mendeklarasikan diri akan maju sebagai caketum Golkar di Munas memang sudah membentuk tim sukses. Fahmi Idris ditunjuk Agung menjadi ketua tim suksesnya. Sementara itu sejumlah politikus muda seperti Indra J Piliang, Nurul Arifin, sampai Yorrys Raweyai ada di belakangnya.
Saat Agung diancam, para pendukung Agung pun melawan. Berikut aksi perlawanan para pendukung Agung Laksono:
Agung Sebut Pemecatannya Tak Sesuai Prosedur
|
"Pemecatan itu dilakukan tanpa melalui mekanisme yang ada," kata Agung Laksono kepada wartawan di sela-sela kunjungannya dalam meninjau persiapan Sail Raja Ampat di Jayapura, Senin (11/8/2014).
Agung yang menjabat sebagai Menko Kesra ini mengatakan, dari informasi yang diperolehnya, pemecatan dirinya itu terungkap dalam rapat Jumat (8/8) lalu. Saat itu, dia tidak hadir dan tidak diundang. Karena pemecatan tidak sesuai AD/ART, maka Agung menolak keputusan itu. Dia mengaku tidak tahu apa kesalahan yang telah diperbuatnya.
Agung menyatakan dia sudah menjadi kader Golkar dan pengurus partai sekitar 35 tahun atau lebih lama dari Ketum DPP Golkar saat ini. "Hingga saat ini saya belum menerima surat pemecatan baik secara lisan maupun tertulis," tutupnya.
Yorrys Sebut DPP Golkar Lebih Kejam dari Komunis
|
Yorrys mengatakan dirinya tak merasa dipecat oleh DPP Golkar. Sebab, kabar pemecatan dirinya hanya dikabarkan dari mulut ke mulut, tanpa adanya surat atau rapat resmi.
"Mereka yang umumkan, mereka yang menetralisir, mereka yang mengubah pemecatan jadi nonaktif, lalu katanya cuma teguran. Tapi juga nggak tahu teguran tertulis apa lisan," kata Yorrys saat berbincang dengan detikcom, Selasa (12/8/2014).
Yorrys mengatakan kepengurusan Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie (Ical) akan berakhir paling lambat 8 Oktober 2014 nanti. Oleh karenanya, dia menilai pemecatan tak masuk akal dalam waktu yang tinggal sedikit.
"Apa gunanya (pemecatan-red), kepengurusan tinggal dua bulan, tiba-tiba main pecat, ini menjalankan partai kok lebih kejam dari komunis," tudingnya.
Indra Piliang: Pemecatan Upaya Jegal Agung Laksono
|
"Penempatan Pak Agung sebagai Waketum itu ditetapkan oleh Munas. Yang menetapkan itu kan formatur bukan penunjukan langsung dari Ketua Umum," kata elite Golkar yang masuk Timses Agung Laksono di Munas, Indra J Piliang, kepada detikcom, Sabtu (9/8/2014).
Menurut Indra, seharusnya DPP menghormati keputusan Munas tersebut. Karena tidak ada pelanggaran fatal tentu tak ada alasan memecat Agung, kecuali memang ada alasan politik.
"Sebagai anggota tim pemenangan Pak Agung Laksono saya menilai apa yang diniatkan DPP ini sudah permainan politik. Ini sudah di luar masalah hukum lagi," kata Indra.
Indra menduga ada upaya menghadap kekuatan Agung yang juga Ketua Kosgoro di Munas Golkar. "Jangan-jangan ini justru muncul dari pesaing-pesaing Pak Agung yang lain. Ini bukan kepentingan partai tapi kepentingan orang yang ingin jadi ketua umum," tegasnya.
Sindir Ical dan Akbar yang Setia Dukung Prabowo
|
"Di Pilpres, Golkar jadi relawan yang dipimpin sama Akbar Tandjung dan Aburizal Bakrie. Komplet Wantim dan Ketumnya, padahal you tahu sendiri Akbar dan Ical bagaimana," kata Yorrys saat berbincang dengan detikcom, Selasa (12/8/2014).
Seperti diketahui, sebelum gelaran Pilpres 2014, Akbar Tandjung dan Ical kerap berseberangan. Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, Akbar bahkan pernah menyuarakan dukungan agar Munas Golkar digelar tahun 2014 ini.
"You bisa pikir, di Rapimnas V, Ketua Wantim membacakan secara eksplisit agar Munas digelar tahun 2014, waktu itu ditentang sana sini. Rapimnas VI, Akbar Tandjung pidato berapi-api di atas mimbar, padahal nggak diundang, dia meminta Golkar berkoalisi dengan PDIP. Kok tiba-tiba sekarang sikapnya 180 derajat," papar politikus asal Yapen, Papua, ini.
Halaman 2 dari 5