4 Perlawanan Kubu Agung Laksono ke Ical

4 Perlawanan Kubu Agung Laksono ke Ical

- detikNews
Selasa, 12 Agu 2014 11:40 WIB
4 Perlawanan Kubu Agung Laksono ke Ical
Jakarta - Waketum Golkar Agung Laksono yang mendesak Munas digelar Oktober 2014 diancam dipecat oleh Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Kubu Agung Laksono tak tinggal diam.

Agung Laksono yang telah mendeklarasikan diri akan maju sebagai caketum Golkar di Munas memang sudah membentuk tim sukses. Fahmi Idris ditunjuk Agung menjadi ketua tim suksesnya. Sementara itu sejumlah politikus muda seperti Indra J Piliang, Nurul Arifin, sampai Yorrys Raweyai ada di belakangnya.

Saat Agung diancam, para pendukung Agung pun melawan. Berikut aksi perlawanan para pendukung Agung Laksono:

Agung Sebut Pemecatannya Tak Sesuai Prosedur

Agung Laksono angkat bicara tentang isu pemecatannya dari Wakil Ketua Umum Golkar. Agung menegaskan pemecatannya tak sesuai aturan.

"Pemecatan itu dilakukan tanpa melalui mekanisme yang ada," kata Agung Laksono kepada wartawan di sela-sela kunjungannya dalam meninjau persiapan Sail Raja Ampat di Jayapura, Senin (11/8/2014).

Agung yang menjabat sebagai Menko Kesra ini mengatakan, dari informasi yang diperolehnya, pemecatan dirinya itu terungkap dalam rapat Jumat (8/8) lalu. Saat itu, dia tidak hadir dan tidak diundang. Karena pemecatan tidak sesuai AD/ART, maka Agung menolak keputusan itu. Dia mengaku tidak tahu apa kesalahan yang telah diperbuatnya.

Agung menyatakan dia sudah menjadi kader Golkar dan pengurus partai sekitar 35 tahun atau lebih lama dari Ketum DPP Golkar saat ini. "Hingga saat ini saya belum menerima surat pemecatan baik secara lisan maupun tertulis," tutupnya.

Yorrys Sebut DPP Golkar Lebih Kejam dari Komunis

Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai menjadi salah satu elite yang dikabarkan dipecat. Yorrys menilai pemecatan itu bentuk kepanikan DPP Golkar yang masa kepengurusannya diminta berakhir tahun 2014 ini.

Yorrys mengatakan dirinya tak merasa dipecat oleh DPP Golkar. Sebab, kabar pemecatan dirinya hanya dikabarkan dari mulut ke mulut, tanpa adanya surat atau rapat resmi.

"Mereka yang umumkan, mereka yang menetralisir, mereka yang mengubah pemecatan jadi nonaktif, lalu katanya cuma teguran. Tapi juga nggak tahu teguran tertulis apa lisan," kata Yorrys saat berbincang dengan detikcom, Selasa (12/8/2014).

Yorrys mengatakan kepengurusan Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie (Ical) akan berakhir paling lambat 8 Oktober 2014 nanti. Oleh karenanya, dia menilai pemecatan tak masuk akal dalam waktu yang tinggal sedikit.

"Apa gunanya (pemecatan-red), kepengurusan tinggal dua bulan, tiba-tiba main pecat, ini menjalankan partai kok lebih kejam dari komunis," tudingnya.

Indra Piliang: Pemecatan Upaya Jegal Agung Laksono

Agung Laksono yang mendesak Munas Golkar dilaksanakan tahun 2014 terancam didepak dari kursi Waketum Golkar. Tim Sukses Agung melihat ada upaya politis DPP Golkar menghadang caketum Golkar itu.

"Penempatan Pak Agung sebagai Waketum itu ditetapkan oleh Munas. Yang menetapkan itu kan formatur bukan penunjukan langsung dari Ketua Umum," kata elite Golkar yang masuk Timses Agung Laksono di Munas, Indra J Piliang, kepada detikcom, Sabtu (9/8/2014).

Menurut Indra, seharusnya DPP menghormati keputusan Munas tersebut. Karena tidak ada pelanggaran fatal tentu tak ada alasan memecat Agung, kecuali memang ada alasan politik.

"Sebagai anggota tim pemenangan Pak Agung Laksono saya menilai apa yang diniatkan DPP ini sudah permainan politik. Ini sudah di luar masalah hukum lagi," kata Indra.

Indra menduga ada upaya menghadap kekuatan Agung yang juga Ketua Kosgoro di Munas Golkar. "Jangan-jangan ini justru muncul dari pesaing-pesaing Pak Agung yang lain. Ini bukan kepentingan partai tapi kepentingan orang yang ingin jadi ketua umum," tegasnya.

Sindir Ical dan Akbar yang Setia Dukung Prabowo

Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai mempertanyakan kengototan partainya bertahan di koalisi pendukung Prabowo-Hatta. Yorrys lebih heran karena Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung dan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) kompak ingin bertahan di koalisi tersebut.

"Di Pilpres, Golkar jadi relawan yang dipimpin sama Akbar Tandjung dan Aburizal Bakrie. Komplet Wantim dan Ketumnya, padahal you tahu sendiri Akbar dan Ical bagaimana," kata Yorrys saat berbincang dengan detikcom, Selasa (12/8/2014).

Seperti diketahui, sebelum gelaran Pilpres 2014, Akbar Tandjung dan Ical kerap berseberangan. Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, Akbar bahkan pernah menyuarakan dukungan agar Munas Golkar digelar tahun 2014 ini.

"You bisa pikir, di Rapimnas V, Ketua Wantim membacakan secara eksplisit agar Munas digelar tahun 2014, waktu itu ditentang sana sini. Rapimnas VI, Akbar Tandjung pidato berapi-api di atas mimbar, padahal nggak diundang, dia meminta Golkar berkoalisi dengan PDIP. Kok tiba-tiba sekarang sikapnya 180 derajat," papar politikus asal Yapen, Papua, ini.

Halaman 2 dari 5
(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads