"Dari aspek keislaman, seharusnya semangatnya dihargai. Maksudnya semangat menjalankan ajaran keislaman," kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Susanto saat dihubungi detikcom via telepon, Jumat (8/8/2014).
"Jangan dilihat, fenomena jilboobs dengan kacamata agama saja. Cara pandang seperti itu seharusnya, "ondiscuse". Mengapa? Karena berjilbab itu, tidak semuanya bermotivasi ketaatan agama," sambung Susanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula di kalangan remaja. Menurut Susanto, sebagian remaja mengenakan hijab karena pertimbangan sosial. Banyak yang ikut-ikutan berhijab karena melihat temannya terlihat lebih cantik saat memakainya.
"Karena temannya pakai jilbab lebih terlihat cantik, maka ikut-ikutan. Ini banyak juga. Kedua, ada sebagian remaja mengenakan jilbab karena produk jilbab yang ada, cukup bagus, sehingga tertarik memakainya. Ketiga, ada yang memang motivasinya pertimbangan ketaatan beragama," imbuh Susanto.
Jelasnya kata Susanto, masyarakat harus menghargai semangat orang berhijab. Tidak boleh ada bullying terhadap orang yang berniat baik, atau masih berproses menuju kebaikan.
"Kita harus menghargai kepada masyarakat yg mengenakan jilbab, meski dari aspek syariah masih ondiscuse, tetapi semangat mengenakan jilbab, perlu diapresiasi. Tuhan saja bertahap kok dalam membuat aturan syariah," tukas Susanto.
(bar/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini