Di situs Pemprov DKI Jakarta yang dijenguk detikcom Kamis (7/8/2014), dijelaskan bahwa kebaya encim adalah busana Betawi yang biasa dipakai oleh none mantu dalam acara pernikahan adat Betawi. Pakaian tersebut sering digunakan dalam acara formal maupun informal oleh kalangan ibu-ibu Betawi.
Pada mulanya, kebaya encim yang merupakan kebaya asli Betawi, hanya diperuntukkan golongan nyai-nyai. Karena harganya mahal, maka masyarakat Betawi yang ekonominya lemah tidak mampu membelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena sebagian besar yang memakai warga keturunan Tionghoa, maka kebaya tersebu sering disebut kebaya encim. Pada mulanya, orang Betawi ketika melihat seseorang memakai kebaya encim akan mengatakan "eh, elo pake kebaya encim nih". Oleh karena itu Persatuan Wanita Betawi kini memperkenalkan baju tersebut dengan nama Kebaya Kerancang.
Di situs Wikipedia dijelaskan, kebaya encim merujuk pada enci, atau julukan bagi wanita yang sudah menikah. Tak hanya populer di Betawi, baju tersebut juga dikenakan para enci di Semarang, Lasem, Tuban, Surabaya, Pekalongan dan Cirebon.
Apa bedanya dengan kebaya lainnya? Desain kebaya encim mempunyai ciri-ciri bagian bawah kebaya berujung runcing, lalu panjang kebayanya berada antara panggul. Lipatan bagian leher lebih sempit dibandingkan dengan kebaya lain, serta pola bagian pinggang menyempit dan melebar di bagian panggul. Biasanya cara mengenakannya hanya dirapatkan dengan peniti dan tidak membentuk lipatan. Jenis bahan yang dikenal pada kebaya encim biasanya kebaya renda, kebaya bordir, kebaya kerancang dan kebaya brokat. Di daerah Jawa Barat kebaya encim selain menggunakan warna putih juga menggunakan warna muda atau warna pastel.
Berikut berbagai penampakan gaya kebaya encim:
(mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini