Cafe Pendawa dan Kesuksesan Warga Indonesia 'Menaklukkan' Paman Sam

Laporan dari AS

Cafe Pendawa dan Kesuksesan Warga Indonesia 'Menaklukkan' Paman Sam

- detikNews
Kamis, 07 Agu 2014 08:03 WIB
Jakarta -

Bangunan toko bercat merah muda itu terletak persis di sudut jalan. Berlainan dengan bangunan pada umumnya, pintu toko itu tidak berada di depan atau samping, melainkan tepat di sudut. Di kacanya tertera tulisan 'Cafe Pendawa'

Cafe Pendawa merupakan satu dari beberapa toko di Philadelphia, Amerika Serikat, yang menjual berbagai produk makanan dari Indonesia. Iwan Santoso, pemilik toko tersebut, mengawali pendirian Cafe Pendawa pada sepuluh tahun yang lalu.

"Saya mendirikan toko ini tahun 2004. Awalnya saya bermaksud membuat warung internet, makanya saya beri nama cafe. Konsepnya adalah warnet yang sekaligus menjual makanan, jadi pengunjung bisa makan di situ,” tutur Iwan mengenai muasal bisnisnya kepada detikcom, Rabu (6/8/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun rupanya nasib berkata lain. Warnet yang semula direncanakan Iwan ternyata tidak berkembang. Sebaliknya, makanan yang tadinya hanya sampingan justru menarik minat banyak pembeli. Baru berjalan satu tahun, warnet terpaksa gulung tikar karena sepi peminat. Sementara bisnis makanan malah semakin menjanjikan.

"Akhirnya saya fokuskan ke grocery (toko bahan makanan)," kata Iwan.

Jika dirunut ke belakang, petualangan bisnis Iwan bermula dari tahun 1996 saat untuk pertama kalinya dia datang ke Amerika. Berbekal kepercayaan bahwa mencari kerja di Amerika lebih gampang dibanding Indonesia, Iwan yang saat itu baru berusia 22 tahun memberanikan diri untuk mengadu nasib di negeri seberang.

"Bayangan kita kan Amerika negara maju kayak di film-film itu, jadi mencari kerja pasti gampang," tambahnya.

Kala itu memang tidak sedikit orang Indonesia yang berbondong-bondong datang ke Philadelphia untuk mencari pekerjaan. Pasalnya, Philadelphia sedang banyak membutuhkan tenaga kerja yang tidak memerlukan surat-surat dan keahlian khusus. Dengan fasilitasi dari agensi tenaga kerja, ribuan orang Indonesia merantau ke Philadelphia untuk mencari kerja, termasuk Iwan.

"Ternyata apa yang saya hadapi tidak sesuai dengan bayangan. Cari kerja di Amerika tidak gampang. Tempat tinggal juga cuma seadanya," tutur Iwan.

Sebelum merintis usaha sendiri, Iwan sempat bekerja di beberapa restoran milik orang asing. Pengalaman bekerja itu menjadi bekal Iwan dalam mengembangkan bisnisnya. Ide membangun usaha sendiri itu tercetus ketika pada tahun 2001 keluarganya berkunjung ke San Fransisco dan melihat sebuah restoran Indonesia di sana.

"Kita berpikir sepertinya restoran Indonesia memiliki prospek yang bagus di Philadelphia karena di sini ada banyak orang Indonesia. Waktu itu ada sekitar 6 ribu orang," ujar Iwan.

Usaha pertamanya adalah sebuah restoran yang diberi nama 'Indonesia Restaurant' (www.loveindonesiarestaurant.comm) yang terletak di Snyder Avenue. Restoran ini menyajikan berbagai menu masakan Indonesia seperti sate, pecel, gudeg, soto, rendang, dan sebagainya.

Dengan banyaknya orang Indonesia yang tinggal di Philadelphia, restoran ini segera memiliki cukup banyak pelanggan. Bahkan, tidak sedikit orang non-Indonesia yang datang berkunjung. Terkadang, pelanggan Iwan datang dari tempat-tempat yang agak jauh, seperti New York dan New Jersey.

Sukses dengan usaha pertama, tiga tahun kemudian Iwan mulai merambah ke usaha kedua, yaitu Cafe Pendawa yang semula didesain untuk warnet. Meski warnet yang dia rencanakan tidak dapat berkembang, namun Iwan justru mendapatkan berkah lewat usaha grocery-nya yang menjual berbagai produk makanan Indonesia, semisal kecap ABC, sambal trasi, kerupuk, dan tentunya tak ketinggalan Indomie. Produk-produk itu Iwan peroleh dari distributor di California.

"Ada dua distributor besar di California untuk produk-produk Indonesia. Keduanya milik orang Indonesia. Saya mendapatkan supply barang dari mereka," jelas Iwan.

Selain makanan mentah, Cafe Pendawa yang terletak di Morris Street itu juga menjual makanan jadi yang khusus untuk dibawa pulang alias tidak dimakan di tempat, seperti nasi uduk, nasi kuning, nasi padang, mie ayam, dan jajanan pasar. Makanan-makanan itu sebagian diproduksi sendiri oleh Iwan, dan sebagian lagi diproduksi oleh warga Indonesia yang tinggal di sekitar situ.

"Tidak semua warga Indonesia di sini bisa memperoleh pekerjaan yang mencukupi di sini. Untuk menambah pendapatan, mereka membuat masakan Indonesia lalu dititipkan di toko kami. Kami sendiri tidak sanggup kalau harus memproduksi sendiri semuanya. Jadi ini kerja sama yang saling menguntungkan, sekaligus kami bisa memberdayakan warga Indonesia di sini," ungkap Iwan.

Setelah bisnisnya cukup berkembang, kini Iwan telah memiliki 6 karyawan untuk kedua tokonya. Satu orang membantu Iwan di Cafe Pendawa, dan 5 orang membantunya di Indonesia Restaurant. Namun meski telah memiliki pegawai, Iwan tetap mengelola sendiri manajemennya. Sebagai seorang pekerja keras, setiap hari Iwan masih tetap datang ke toko.

"Saya tiap hari jaga toko. Kami buka 7 hari dalam seminggu, mulai pukul 9 pagi hingga 8 malam," terangnya.

Tentunya ada tantangan yang harus Iwan hadapi dalam menjalankan bisnisnya. Tantangan pertama adalah menurunnya jumlah orang Indonesia yang tinggal di Philadelphia karena sebagian dari mereka telah pulang ke Indonesia.

"Dulu ada sekitar 6 ribu. Sekarang kalau perkiraan kasar mungkin sekitar 3 ribu orang," kata Iwan.

Tantangan kedua adalah semakin banyaknya pesaing dari sesama warga Indonesia. "Sekarang ada tiga toko di Philadelphia yang menjual makanan Indonesia," tambahnya.

Mengamati perkembangan ekonomi tanah air, Iwan mulai memikirkan untuk membangun bisnis di Indonesia. "Sekarang kondisi ekonomi Indonesia sudah jauh lebih baik. Kesempatan juga semakin lebar. Saya sudah mulai menjajaki peluang bisnis di sana," aku pria asal Malang, Jawa Timur, ini.

(ndr/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads