"Peristiwa-peristiwa ini harus dilihat secara kasuistis dan tidak bisa dikatakan sistematis. Tidak bisa digeneralisir bahwa jika ada di beberapa tps/daerah yang salah satu kubu mendapat 0 suara seolah-olah itu diakibatkan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif," kata anggota Tim Hukum Jokowi-JK, Taufik Basari kepada detikcom, Rabu (6/8/2014).
Menurut Taufik, kesimpulan seperti ini merupakan kesimpulan yang melompat. Untuk permasalahan seperti ini harus dipilah-pilah apa penyebabnya di masing-masing TPS atau daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya terlalu jauh dan mengada-ada kalau adanya 0 suara yang diperoleh prabowo di beberapa tps atau daerah kemudian disimpulkan bahwa ada kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif," ucapnya.
Di sidang MK hari ini, Prabowo Subianto menyuarakan kegalauan perolehan nol suara di ratusan TPS. Atas perolehan itu, dia menilai pelaksanaan Pilpres di Indonesia lebih buruk dari Korea Utara.
"Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis," kata Prabowo di ruang sidang MK, di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2014).
(imk/trq)











































