Little Boy dijatuhkan pada 6 Agustus 1945. Lalu, tiga hari kemudian, AS kembali menjatuhkan bom atom bernama 'Fat Man' di Nagasaki. Total korban dua kejadian tersebut mencapai angka 200 ribu jiwa.
Tiga nama yang terkenal bertugas di pesawat Enola Gay di Hiroshima adalah kolonel Paul Tibbets (pilot), dengan rekannya Mayor Thomas W. Ferebee dan Theodore Van Kirk sebagai navigator. Kedua rekan Van Kirk sudah terlebih dulu meninggal dunia. Van Kirk menghembuskan nafas terakhir pada 28 Juli 2014 lalu dalam usia 93 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bom itu menyelamatkan nyawa, di samping korban tewas yang banyak di Hiroshima dan Nagasaki, tapi jika Jepang terus dibiarkan, maka jumlah korbannya akan jauh lebih banyak dari itu," katanya kepada Georgia Public Broadcasting.
Van Kirk lahir di Pennyslvania. Dia sempat mempelajari teknik kimia setelah peristiwa pengeboman itu dan menjadi eksekutif di perusahaan DuPont. Menurut Van Kirk, misi di Hiroshima adalah sesuatu yang relatif 'mudah'. Sebab tak ada halangan dari pasukan udara Jepang. Kala itu, kekhawatiran terbesarnya adalah, pesawat hancur sebelum sempat melepaskan bom.
Van Kirk mengaku sempat melihat ledakan bom itu, tepatnya 43 detik setelah peluncuran. Pesawat yang ditumpanginya sempat mengalami guncangan, namun masih bisa dikendalikan. Van Kirk dimakamkan pada 5 Agustus kemarin, di kampung halamannya Northumberland, Pennsylvania.
(mad/rvk)