Beberapa lembaga non pemerintah (NGO) yang terhalang menyalurkan bantuan secara langsung untuk para korban konflik kemanusiaan di Gaza, seperti Norwergia, Swedia dan Denmark. Mereka bahkan tidak mendapat surat izin dari Kementerian Mesir. Tentu saja ini menambah kekecewaan.
"MAPIM (Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia/Malaysian Consultative Council of Islamic Organisation) sudah empat kali mencoba sejak April lalu, tetap tak berjaya,โ kata Direktur ACT Cabang Malaysia, Mohammad Riadz Hasyim yang memimpin Tim SOS Palestine kedua tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, mereka belum dapat memastikan kapan keberangkatannya ke lokasi konflik. Pihaknya memastikan, terhambatnya bantuan dari tim Indonesia dan Malaysia untuk masuk Gaza ini bukan berarti tidak akan disalurkannya.
โSemuanya sedang mencari jalan untuk masuk,โ lanjut Riadz.
Kesulitan yang dihadapi tim tidak memadamkan semangat menyalurkan bantuan untuk para korban di Gaza. Sebaliknya, mereka semakin gigih terus mencari jalan lain agar dapat membantu.
Diungkapkan oleh salah seorang anggota Tim ACT dari Global Partnership Network, Yusnirsyah Sirin, hampir semua NGO dihadang jalan buntu untuk mengirim bantuan medis ke Gaza.
"Saat ini, hanya NGO dari Uni Arab Emirate, Saudi Arabia, Turki dan PBB yang bisa masuk ke Gaza. Itupun untuk suplai makanan dan obat-obatan. Waktu masuk juga terbatas hanya di saat ada gencatan senjata sementara di antara Hamas dan Israel,โ kata Yusnirsyah.
Kegigihan tim cukup berbuah manis ketika Lebaran warga Gaza menerima bantuan berupa ribuan pakaian untuk anak-anak dan daging sapi seberat 529 kilogram. Hal ini memberi harapan besar bagi tim untuk terus 'putar otak' menyalurkan bantuan ke Gaza.
Bagi Anda yang ingin menyalurkan bantuan dana bisa melalui Rekening SOS Palestine: BSM 101 000 5557, BRI 092 401 000018 304, Muamalat 304 0031 870, Mandiri 128000 4593338, BNI 014 076 5481, BCA 676 030 0860 atas nama Aksi Cepat Tanggap.
(aws/rvk)