Keluarga besar Jakarta International School (JIS) mengadakan acara renungan bersama untuk mendukung 2 guru JIS yang jadi tersangka kasus kekerasan seksual. Acara itu tampak penuh haru dan tangis.
Acara renungan tersebut diadakan di depan gerbang masuk JIS di Jalan Terogong Raya No 33, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (1/8/2014) sore. Ada puluhan orang yang hadir, yang terdiri dari guru, staff, orang tua, serta siswa-siswi JIS.
Di tengah gerbang sekolah itu tampak berbagai poster dukungan yang ditujukan untuk Ferdi dan Neil. Dua nama itu adalah nama pendek dari dua guru JIS, yaitu Ferdinand Tjiong dan Neil Bantlemen. Keduanya telah menjadi tersangka atas kasus kekerasan seksual di sekolah elite tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barbara mengaku tidak terima polisi memperpanjang masa penahanan Ferdi dan Neil 40 hari mulai 2 Agustus besok. Katanya hal itu sangat menyakitkan hatinya dan keluarga besar JIS.
"Polisi telah memutuskan untuk memperpanjang masa penahanan Neil dan juga Ferdi 40 hari lagi. Ini sangat menyakitkan hati kita. Tentu saja kita merasa marah, sakit hari, frustasi," kata Barbara sambil menangis.
"Tapi ini tidak menghancurkan kita. Kita akan terus berjuang untuk Neil dan Ferdi, untuk sekolah kita yang indah. Dan untuk kebenaran, karena apa yang terjadi sekarang tidak benar. Kita tau, dan saya pikir mereka tau," sambung Barbara.
Usai berpidato, Barbara serta para guru, staff, dan orangtua dan siswa-siswi JIS menyalakan lilin. Dua siswa JIS Stacey Japhta dan Erin Japhta menyanyikan lagu berjudul 'Hope' sambil memainkan gitar di lokasi.
Lagu yang dinyanyikan Stacey dan Erin untuk mendukung Ferdi dan Neil itu sepertinya sangat menyentuh orang-orang yang hadir. Seorang siswa JIS juga membacakan surat yang dibuatnya sendiri untuk gurunya tersebut.
Renungan bersama itu penuh tangis dan haru hingga usai pukul 18.00 WIB. Acara ditutup dengan doa. Semuanya juga sempat meneriakkan yel-yel dukungan untuk Ferdi dan Neil sebelum membubarkan diri.
Sedianya kedua istri tersangka akan hadir dalam acara ini. Namun karena masih shock, keduanya tidak bisa datang.
(bar/mpr)










































