"Politik itu sangat dinamis, tidak ada yang permanen-permanen di politik. Selalu berdasarkan pada situasi pada saat itu. Situasi bulan depan, tahun depan, dan bagaimana negeri ini. Hampir-hampir tidak ada yang permanen," ujar JK usai menghadiri tahlilan di rumah politisi senior Golkar Ginandjar Kartasasmita, Jl. Daksa 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,Selasa (15/7/2014).
Melihat langkah yang diperjuangkan partai-partai pengusung Prabowo-Hatta ini, JK menilai adanya 2 kemungkinan. Yakni akan berdiri sebagai oposisi atau sebagai penjalan roda pemerintahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sebagai oposisi, menurut JK partai koalisi permanen bukan berarti tidak bisa ikut dalam pemerintahan. Hal itu disebut JK karena dalam politik tidak ada yang permanen.
Untuk itu saat ini JK tengah sabar menunggu hasil KPU yang tersisa satu minggu lagi. Jika dirinya dan Jokowi dinyatakan memenangkan Pilpres pada 22 Juli nanti, JK mengaku siap jika kubu lawan akan membawa keputusan tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kalau ada bukti. Pasti siap. MK itu kan berdasarkan bukti, tidak berdasarkan kemauan," tutup JK.
(ear/kha)











































