Mereka memakai seragam SMA biasa tanpa embel-embel. Hanya saja mereka mengikuti orientasi pembekalan. Orientasi ini dilakukan selama tiga hari terhitung mulai Senin (14/7) hingga Rabu (16/7) mendatang.
Dalam orientasi ini, pihak sekolah menegaskan tidak akan ada tindakan tindakan yang mencerminkan perlakuan bullying baik secara halus maupun kasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah menghapus hal hal aneh yang mencerminkan bullying. Seperti persyaratan menggunakan name tag, atau persyaratan yang nyeleneh lainnya," kata Slamet
"Itu semua mencirikan bullying secara halus," lanjutnya.
Menurut Slamet, penghapusan orientasi siswa yang mencerminkan tindakan bullying baik secara fisik maupun psikis ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu meskipun dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit.
"Hukuman untuk bulying terutama jika ada indikasi kekerasan bisa dilakukan pengurangan poin pada yang bersangkutan bahkan hingga dikeluarkan dari sekolah," ujar Slamet.
Seorang peserta orientasi juga menyatakan bahwa tidak ada tindakan bully yang dilakukan senior selama masa orientasi ini berlangsung.
"Kita hanya disuruh membawa beberapa persyaratan dan itu tidak sulit," ujar Anggi, salah seorang peserta orientasi.
"Kegiatan di MOS ini juga lebih memberi manfaat, terlebih dari pengenalan lingkungan sekolah," lanjutnya.
Pantauan di lokasi memang tidak ada persyaratan mencolok yang diwajibkan kepada peserta orientasi siswa baru.
Peserta hanya diberikan kegiatan di kelas dan diwajibkan membawa beberapa bahan makanan seperti beras dan minyak. Menurut panitia, persyaratan ini nantinya akan dibagikan kepada kaum dhuafa, dan hal ini memang sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan pihak SMA 3 setiap bulan Ramadhan.
(mad/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini