Ini Bedanya Metode Pelaksanaan Survei dan Quick Count

Ini Bedanya Metode Pelaksanaan Survei dan Quick Count

- detikNews
Sabtu, 12 Jul 2014 10:43 WIB
Ini Bedanya Metode Pelaksanaan Survei dan Quick Count
Jakarta -
Sejumlah lembaga survei melakukan hitung cepat pada saat hari pencoblosan Pilpres 2014. Meski ada kesamaan, ada pula perbedaan metode dalam pelaksanaan survei dan quick count yang menjadikan quick count lebih akurat.

"Sama pusingnya tapi quick count lebih berat," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam diskusi bertema "Hitung Cepat, Seberapa Akurat?" di Rarampa Restaurant, Jaksel, Sabtu (12/7/2014).

Qodari memberi contoh yakni survei yang dilakukan dengan 1.200 sampel di 120 desa, 1 orang bisa mewawancara 10 responden. Namun dalam quick count bila mau mengambil sampel 2.000 TPS, dibutuhkan 2.000 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Persamaannya yaitu sama-sama riset, ambil sampel. Bedanya quick count sampelnya TPS, kalau survei sampelnya pemilih," jelasnya.

Metodenya juga sama yaitu pemilihan sampel secara random. Perbedaannya ialah survei melihat opini seseorang sementara quick count langsung menghitung suara pemilih yang telah diberikan.

"Quick count selalu lebih akurat bila dibandingkan dengan survei," ucap Qodari.

Sementara itu, Pendiri Populi Center Nico Harjanto membandingkan biaya pelaksanaan survei dan quick count. Dana penyelenggaraan quick count jauh lebih besar daripada survei.

"Perbedaannya jauh sekali. Untuk survei, tenaga lapangan lebih sedikit. Quick count harus declare di hari itu termasuk butuh penyediaan logistik, data center di Jakarta, pulsa untuk kirim data, dan sebagainya," papar Nico.

Populi Center adalah salah satu lembaga survei yang menyelenggarakan quick count pada hari pencoblosan 9 Juli 2014 lalu. "Biaya nasional kemarin sekitar Rp 2,4 miliar," imbuh Nico.
(imk/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads