"Tidak punya (mobil). Punyanya sepeda ontel balap. Kenapa balap? Supaya saya tidak sombong," kata MBL dalam wawancara terbuka seleksi hakim agung di gedung KY, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (11/7/2014).
Sepeda itu digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Rumah dinasnya hanya 50 meter dari kantornya di Pengadilan Tinggi (PT) Jayapura. Jika jarak tempuh lebih jauh, MBL memilih kendaraan umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakim yang telah menggeluti profesinya selama 30 tahun itu memiliki satu istri dan dua anak. Satu anaknya menjadi advokat dan satunya lagi masih kuliah S2 di Universitas Indonesia (UI). Meski telah 30 tahun menjadi hakim, MBL mengaku belum bisa membeli rumah hingga saat ini.
"Belum pernah dan tidak mampu beli rumah. Ada rumah istri saya. Sekarang tinggal di Papua di rumah dinas," papar MBL.
"Apakah gaji tidak cukup?" tanya pimpinan KY Imam Anshori Saleh.
"Gaji Rp 39 juta. Alhamdulillah. Saya akui memang saya boros," jawab MBL.
Berikut nama 11 kandidat hakim agung yang lolos hingga seleksi wawancara terbuka:
Kamar Agama
1. Dirjen Badilag, Purwosusilo
2. Hakim tinggi Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, Didin Fathudin
3. Hakim tinggi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, A. Choiri
4. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, Amran Suadi
Kamar Perdata
1. Lektor Dosen Univ Jayabaya Ahmad Muladi
2. HT PT Surabaya James Butar Butar
3. Dosen Univ Kristen Indonesia, Paulis Makassar Duma Tandirapak
4. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pontianak, Sudrajat Dimyati
Kamar Pidana
1. Hakim tinggi Pengadilan Tinggi Jayapura, Muslich Bambang Luqmono
2. Dosen FH Universitas Khairun Ternate, Ansori
Kamar Tata Usaha Negara (TUN)
1. Ketua Pengadilan Tinggi TUN Medan Is Sudaryono
(rna/asp)











































