Nico mengaku melakukan hitung cepat berdasarkan standar dan data di lapangan. Apabila nanti hasil hitung cepat Populi dan banyak lembaga survei lainnya yang kredibel berbeda jauh dengan perhitungan Komisi Pemilihan Umum dia patut mempertanyakan.
"Tentu kami akan bertanya ada apa dalam rekapitulasi bertingkat ini, karena di dalam itu melibatkan banyak orang, terjadi di banyak daerah sehingga tidak dipungkiri akan adanya manipulasi. Ada misalnya kecurangan," kata Nico kepada wartawan di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke-12 lembaga survei itu memiliki metode pengumpulan data yang kurang lebih sama. Variabel yang banyak beragam adalah jumlah data yang masuk. Ada juga perbedaan jumlah sampel dan margin of error. Perbedaan hasil hitung cepat itu memantik masalah. Dua kubu calon presiden dan wakil presiden sama-sama mengklaim kemenangan.
Sementara di pihak lembaga survei muncul tuntutan agar dilakukan audit atas lembaga dan metodologi proses hitung cepat.
(erd/nrl)











































