Salah satu transportasi publik andalan Sau Paulo, Brasil adalah KRL atau biasa disebut Metro. Menikmati transportasi ini justru bikin hati iri karena mengingat kondisi commuter line di tanah air.
Hingga saat ini, commuter line memang masih akrab dengan masalah pantograf patah, gangguan sinyal hingga ngaret. Belum lagi kondisi AC yang tak berfungsi maksimal membuat gerah para penumpang.
Namun itu semua tidak berlaku Metro di Sau Paulo. MRT ini layak jadi andalan warga di kota ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kartu ini bisa dibeli dan diisi ulang di setiap stasiun. Setiap perjalanan, jauh-dekat atau selama kita berpindah-pindah jalur, tarif yang dikenakan R$ 3.
Ada 12 jalur Metro dengan total 74,8 km yang melintasi 92 stasiun di Sau Paulo. Di beberapa titik, jalur-jalur ini bakal terkoneksi sehingga kita bisa berpindah. Mirip seperti Stasiun Manggarai.
Sebagian besar stasiun Metro berada di bawah tanah jalan-jalan kota Sau Paulo. Memang ada juga yang tidak. Namun hampir pasti tidak bakal mengiris jalan untuk mobil.
Setiap pintu masuk stasiun juga akan ditulis nama wilayah beserta warna jalur yang dilayani. Agar bisa memudahkan kita mencapai tujuan.
Stasiunnya sendiri bersih, nyaman dan sangat luas. Bahkan di salah satu stasiun bernama stasiun Republika, ada bagian sisi stasiun dibangun museum foto.
Petunjuk mengenai arah atau jalur yang tersedia juga sangat lengkap. Jika ingin pergi ke satu tujuan, perhatikan betul peta rute Metro yang tersedia. Peta juga bisa didownload sehingga kita dapat memantau dari gadget.
Banyaknya jalur serta wilayah yang dijelajahi, membuat beberapa stasiun dibangun hingga tiga sampai lima lantai ke bawah. Tapi ya itu tadi, asalkan memperhatikan petunjuk, dijamin tak akan nyasar.
Saat jam sibuk, meski penumpang membludak, tak ada cerita mengenai penumpukan. Kereta bisa tiba tiap 1-2 menit sekali. Sedangkan di waktu lenggang, lima menit sekali kereta baru nongol.
Kondisi kereta tergolong sangat baik. Hembusan pendingin udara begitu terasa, bahkan saat penumpang penuh sekalipun. Bisa dibayangkan jika saat sedang sepi. Tiang untuk berpegangan saja jadi malas untuk dipegang saking dinginnya, brrrr.
Pemberitahuan juga terus dikumandangkan saat kereta hendak tiba di stasiun berikut. Jika tak mengerti bahasa Portugis, tak usah khawatir. Peta elektronik yang menempel di setiap pintu akan menandakan stasiun yang sudah atau akan dilewati.
Namun jangan lupa untuk berpegangan saat hendak memasuki stasiun. Saat melaju atau ngerem, kereta ini bisa-bisa membuat kita terguling.
Dengan transportasi senyaman ini, tidak usah heran jika banyak menemukan warga Sau Paulo berpenampilan super rapih di dalam kereta. Sesuatu yang tidak mungkin ditemui di Jakarta bukan?
(mok/ndr)