Akibat Gempa, Harian Serambi Indonesia Tidak Terbit

Akibat Gempa, Harian Serambi Indonesia Tidak Terbit

- detikNews
Selasa, 28 Des 2004 01:00 WIB
Jakarta - Harian Serambi Indonesia dipastikan tidak terbit dalam beberapa hari ini. Hal ini disebabkan karena gedung redaksi dan percetakan hancur dihantam gempa bumi dan gelombang tsunami. Hingga kini belum diketahui nasib para kuli tinta yang kebanyakan tinggal di daerah pesisir pantai, termasuk Pemimpin Redaksi H Sjamsul Kahar. Demikian dikatakan Kepala Biro Serambi Indonesia di Lhokseumawe, Ismail sepulangnya dari Banda Aceh Senin (27/12/2004) kemarin. "Hampir tidak ada yang tersisa. Begitu juga sebagian bangunannya. Sampai saat ini kantor kita di Aceh masih terendam air dan lumpur," tutur Ismail dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (27/12/2004). Ismail menuturkan, pada saat gempa pertama, ia sempat pergi ke Aceh untuk mengirimkan berita menginggat jalur komunikasi terputus. Namun, pria itu mendadak kaget karena kantornya yang terletak di Jl Laksamana Malahayati Km 6, Desa Baet, Aceh Besar, sudah berantakan dan tampak kosong. "Saya tidak tahu bagaimana nasib karyawan lainnya. Yang jelas para karyawan Serambi Indonesia kebanyakan tinggal dan kos di daerah pesisir," ungkapnya.Ismail juga mengaku, selama beberapa jam berada di Aceh, tak bertemu dengan Nadjiddin Oemar, koresponden Harian Kompas di Aceh. "Sampai tadi siang tadi ketika saya hendak meninggalkan kota Banda Aceh, saya tidak menemukan dia (Nadjiddin). Saya khawatir karena rumah keluarganya letaknya dekat pesisir. Ketika saya berangkat ke Lhokseumawe, saya melihat mayat-mayat masih bergelimpangan di jalan dan tidak ada yang mengurusnya. Termasuk di daerah jalan yang menuju ke kantor Serambi Indonesia," kata Ismail. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia H Sjamsul Kahar, hingga Senin (27/12) kemarin juga masih belum diketahui keberadaannya.Direktur Utama PT Indopersda H Herman Darmo mengatakan, beberapa jam setelah kejadian Sjamsul Kahar sempat menghubunginya via telepon. Namun, setelah itu ia tidak bisa dihubungi kembali. "Dia kemarin sempat menghubungi saya. Tapi setelah itu saya kehilangan kontak," jelasnya. Kemarin sore Herman Darmo sempat menghubungi Ismail di Lhokseumawe untuk menanyakan nasib karyawan Serambi Indonesia dan keadaan kantor. Menurut keterangan Ismail kepada Herman Darmo, sehari sebelum kejadian Sjamsul Kahar bersama Mawardi Ibrahim (Wapemred) dan Akmal Ibrahim (Waredpel) datang ke Biro Serambi Indonesia di Lhokseumawe. "Beliau sempat mengadakan rapat bersama teman-teman. Namun, beberapa saat setelah gempa terjadi Pak Sjamsul bersama rombongan pamit ke Banda Aceh mengendarai mobil pribadi. Tapi sampai sekarang saya kehilangan kontak," tuturnya. Nezar Patria, salah satu anak kandung Sjamsul Kahar yang berada di Jakarta mengaku panik begitu mendengar berita mengenai gempa bumi dan tsunami yang menelan korban cukup banyak. Apalagi, posisi ayahnya saat itu berada di Aceh. "Ibu menanyakan terus. Karena itu saya berencana akan terbang ke Aceh untuk mencari Bapak," ungkap Nezar Patria yang kemarin sore terbang ke Medan. (dni/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads