"Estimasi mengenai amannya itu tidak boleh ada selisih-selisih. Harus 100 persen aman, meski selisih hasil pilpres itu dari 0 sampai 100 persen," kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat berbincang dengan detikcom, Senin (7/7/2014). Sjafrie menegaskan tidak ada istilah bila selisih suara di antara dua capres di atas 5%, maka situasi akan lebih aman.
Purnawirawan TNI berpangkat letjen ini meyakini saat ini semua mesin kerja pengamanan sedang bekerja semaksimal mungkin sesuai instruksi presiden, yaitu agar TNI/Polri siap dan selalu siaga mengantisipasi pilpres dengan aman, damai, dan lancar. "Presiden sebagai pemimpin tertinggi sudah memberi instruksi kepada Panglima TNI, dan Menhan selaku perumus kebijakan pertahanan pun sudah memberikan rambu-rambu dan dukungan anggaran. Sekarang pemegang kendalinya adalah panglima TNI. Jadi, sekarang panglima dibantu kepala stafnya memformulasikan penggunaan semua kekuatan. Ini yang harus menjadi pegangan semuanya," kata Sjafrie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai isu bahwa prajurit TNI di lapangan berpotensi tidak netral, Sjafrie meminta agar semua pihak bisa membedakan antara gosip dan informasi. "Yang namanya gosip tidak bisa diolah. Kalau itu memang informasi, maka akan ditindaklanjuti oleh komunitas intelijen untuk dicek dan ricek di lapangan, sehingga ada kesimpulan yang benar," kata Sjafrie.
Saat ini, berdasarkan laporan intelijen juga tidak ada hal-hal yang mengindikasikan sesuatu yang luar biasa. Situasi tetap kondusif, tidak perlu ada kekhawatiran. "Jadi, berikan kesempatan agar mesin TNI/Polri bekerja, aparat keamanan menjalankan fungsinya masing-masing sesuai porsinya," pinta Sjafrie.
(asy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini