Muhli Rudianto atau yang akrab disapa Ki Joko Wasis ini nampak asyik menyapu kuasnya di atas sebuah kanvas berukuran 2x5 meter. Ia mengubah nampan menjadi palet untuk wadah cat minyak yang akan disapunya membentuk satu gambar.
Ia melukis sebuah kisah 'persaudaraan' antara warga NU dan para pengikut Soekarno. Lukisannya dimulai dengan gambar kesembilan wali songo yang digambarnya setengah badan di bagian atas kanvas. Di bawah kesembilan wali itu, ada gambar Soekorno yang mengenakan peci dan jas kebesarannya berdampingan dengan tokoh NU Hasyim Asy'ari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang, Pak Jokowi sebagai perwakilan dari Soekarno dan Pak Jusuf Kalla sebagai representasi dari Pak Hasyim," ujarnya sambil menyempurnakan wajah Soekarno di atas kanvasnya.
Jokowi dan JK dalam lukisannya dibuat sama seperti ciri khas keduanya. Jokowi berbaju kotak-kotak, sedangkan JK dengan kacamata dan kemeja putih. Keduanya memegang sapu lidi di tangan kanan dan tangan kirinya memegang stang sepeda ontel.
"Sapu lidi bermakna keinginan keduanya membersihkan negara kita," ujar pria asal Yogyakarta ini.
Pria paruh baya ini baru merancang lukisannya kemarin sore dan mulai melukis di rumahnya jelang tengah malam. Ia lalu melanjutkan lukisannya di pinggir panggung bersamaan dengan deklarasi pendukung Jokowi JK.
Ia tak memiliki peralatan khusus. Kegemaran melukis sejak kecil membuatnya matang melukis dengan fasilitas terbatas. Tak ada palet, berbagai kuas atau hal yang lazim kita temui. Tangannya dengan lincah menyapu kanvas membentuk garis dan menyempurnakan gambarnya dengan penerangan dari lampu halaman TIM yang temaram. Sesekali ia istirahat dengan berbincang santai dengan rekannya sambil menikmati secangkir kopi hitam.
Sejenak, ia lalu kembali melanjutkan lukisan deklarasi dukungannya. Ia seakan tak terpengaruh dengan para pemulung yang mulai berjoget diiringi suara orkes melayu dan nyanyian biduan.
Perlahan, lukisannya mulai memperlihatkan bentuk. Dibawah gambar Jokowi-JK bertebaran orang-orang yang turut memegang sapu lidi. Mereka terbagi dua. Ada yang di kubu Jokowi dan ada di kubu JK. Agar terlihat berbeda, warna latar kedua tokoh ini pun dibuat berbeda. Latar belakang kubu Jokowi yang berada tepat dibawah gambar Soekarno didominasi warna merah khas warna PDIP. Golongan NU dan JK sendiri diberi nuansa hijau yang menjadi warna golongan NU.
Ki Joko Warsito mengaku sudah tertarik dengan sosok Jokowi sejak masih di Solo. Ia mengikuti perkembangan karier Jokowi hingga dicapreskan oleh Megawati. Karena itu, ia berharap lukisannya bisa sampai ke tangan Jokowi.
Lukisan itu bermakna lain untuknya, ia ingin lukisannya menjadi media pembuktian antitesa isu negatif yang meragukan keislaman Jokowi.
"Saya tahu berita yang bilang beliau dari luar negeri. Tapi saya lebih tahu beliau tidak seperti itu makanya saya buat foto seperti ini," ujarnya.
Tak banyak logika yang digunakan oleh pria ini sampai menjatuhkan pilihan. Ia hanya merasa firasatnya tentang Jokowi lebih dari cukup untuk membuatnya tak berpaling ke capres lainnya.
"Dia memimpin Jakarta seperti miracle. Dia baru datang ke Jakarta dan langsung mendapatkan hati warga. Beliau juga dpat penghargaan walikota terbaik kelas dunia," ujarnya.
Ia tahu memimpin Indonesia bukanlah perkara muda, namun ia berharap Jokowi tak pernah berubah dan tetap menjadi seorang pemimpin yang jujur,sederhana dan merakyat seperti tagline capres nomor urut 2 ini.
(bil/imk)











































