Penuturan Hermawan soal sidang DKP bisa dilihat dalam video yang diakses detikcom di Youtube, Jumat (4/7/2014). Video berdurasi 22 menit memperlihatkan Hermawan bicara di depan forum yang dihelat oleh Imparsial. Peserta forum itu adalah mahasiswa.
Informasi soal jalannya sidang DKP itu diperoleh Hermawan dari anggota DKP yang kerap datang ke Sekretariat TGPF.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hermawan menuturkan anggota DKP yang kerap bertukar cerita dengannya adalah Agum Gumelar. Agum kerap menumpahkan kekesalannya kepada Prabowo saat bercerita ke Hermawan.
"Yang menarik, setiap kali datang, Agum Gumelar pasti marah-marah sebagai anggota DKP. Karena apa, tiga kali diperiksa Prabowo nggak pernah ngomong, nggak mau ngomong," tutur Hermawan.
Menurut Hermawan, berdasarkan cerita Agum, Prabowo bertindak layaknya tawanan perang yang punya hak untuk tak bicara. "Nama Prabowo Subianto, Letnan Jenderal TNI NRP sekian, saya gunakan hak saya untuk tidak bicara," kata Hermawan menirukan ucapan Prabowo berdasarkan cerita Agum.
"Ini Konvensi Jenewa untuk tawanan perang. Jadi dia memposisikan diri sebagai tawanan perang, jadi tidak ada data yang keluar," tambah pria yang akrab disapa dengan panggilan Kiki ini.
Tak ada data yang didapat Agum dari sidang DKP. Hermawan mengatakan Agum sangat kesal atas jalannya sidang itu.
"Tiga kali diperiksa, itu dia (Agum-red) bilang mau nendang, 'gua udah nggak sabar aja, Ki, gua mau tendang kepalanya'. Tapi kan Pak Agum pendek, jadi nggak nyampe kakinya, akhirnya cuma marah-marah aja," tutur Hermawan sambil tertawa.
Hermawan juga menuturkan, selama persidangan, para anggota DKP memakai rompi anti peluru. Ada kekhawatiran terjadi hal yang tak diharapkan dalam sidang itu.
"Selama pemeriksaan itu pakai vest, baju anti peluru. Karena apa, jenderal takut nih ye, sama-sama bintang tiga nya," tuturnya.
(trq/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini