Prabowo Tak Sampai Dipecat, Hermawan Sulistyo: Ini Kesalahan Wiranto

Prabowo Tak Sampai Dipecat, Hermawan Sulistyo: Ini Kesalahan Wiranto

- detikNews
Jumat, 04 Jul 2014 19:36 WIB
Jakarta - Mantan Panglima ABRI Wiranto telah buka-bukaan soal surat DKP (Dewan Kehormatan Perwira) terkait rekomendasi pemberhentian Prabowo Subianto, tanpa mempertegas pemberhentian itu dengan hormat atau tidak. Mantan Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Hermawan Sulistyo menyebut Wiranto yang menghalangi Prabowo diberhentikan dengan tidak hormat.

Pernyataan Hermawan itu bisa dilihat dalam video yang diakses detikcom di Youtube, Jumat (4/7/2014). Video berdurasi 22 menit memperlihatkan Hermawan bicara di depan forum yang dihelat oleh Imparsial. Peserta forum itu adalah mahasiswa.

Awalnya Hermawan bercerita soal peristiwa pelanggaran HAM di kisaran tahun 1998. Pria penyandang gelar profesor ini juga bicara soal hubungan masa lalu Prabowo dan SBY. Kemudian dia membahas soal pemberhentian Prabowo dari militer. Dia mempertanyakan penyangkalan tim Prabowo atas pemecatan capres nomor urut satu itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wong surat DKP itu jelas-jelas dipecat kok dibilang 'loh tidak, ini manipulasi'. Manipulasi dari mana? Itu jelas-jelas diberhentikan, diberhentikan itu tidak dengan hormat. Itu PTDH namanya," kata Hermawan dalam acara yang digelar 3 Juli kemarin.

Menurut Hermawan, rekomendasi DKP saat itu adalah pemberhentian dengan tidak hormat untuk Letjen Prabowo Subianto. Namun Wiranto yang saat itu menjabat Panglima ABRI meminta keputusan itu diubah. Alasan Wiranto adalah menghormati Soeharto yang saat itu masih berkuasa di Indonesia.

"Hanya karena menghormati Pak Harto, ini pengakuan dari DKP, Fachrul Rozi sama lain-lain. Ini kesalahannya Wiranto, karena Wiranto panglima waktu itu. Dia bilang kita hormati Pak Harto lah. Dia kan mantan ajudan Pak Harto, ya udah jangan pakai tidak dengan hormat," tutur Hermawan.

Dia menyayangkan 'penganuliran' keputusan itu. Sebab, akibat perubahan keputusan, pemberhentian Prabowo jadi tidak jelas.

"Nah sekarang kalau diberhentikan katanya tidak dengan hormat, lalu alasannya apa? Coba suruh jawab itu timnya itu," ujarnya.

(trq/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads