Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menepis hasil penelitian Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia terkait survei aspek kepribadian yang menyebut Prabowo sebagai sosok yang otoriter, emosional dan ambisius.
Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo, Mayjen TNI (Purn) Sudrajat mengatakan presiden di era seperti sekarang sulit bersikap otoriter seperti membungkam kebebesan pers. Kemudian menurutnya sikap otoriter itu juga mesti mendapat dukungan dari militer seperti era Orde Baru.
"Itu kan mesti dapat backup dari militer. Itu ngawur, kalau sekarang sulit karena militer sudah tidak seperti dulu. Siapapun yang jadi presiden sekarang itu tidak bisa bungkam pers. Lagian rakyat kan ingin kebebasan politik bicara berkumpul tetap terjaga," kata Sudrajat di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (4/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai negarawan, Prabowo dianggap punya visi misi yang kuat untuk menerapkan nilai demokrasi. Lagipula, dia menyindir tidak obyektif memberikan anggapan Prabowo otoriter karena dekat dengan kalangan Orde Baru.
"Di kubu Jokowi juga ada orang-orang yang berjaya di masa Orde Baru. Enggak bisa dianggap begitu saja. Harus obyektif kalau melihat. Prabowo itu punya visi kuat nilai demokrasi," sebut purnawirawan TNI bintang dua itu.
Dalam hasil survei ini, Laboratorium Psikologi Politik UI ini bekerjasama dengan Ikatan Psikologi Sosial, Ikatan Psikologis Klinis, dan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Capres nomor urut dua Joko Widodo dalam hasil survei ini digambarkan sebagai sosok yang sederhana, jujur, rendah hati, dan tegas.
Adapun Prabowo juga dianggap memiliki ambisi berkuasa dibanding Jokowi di mana mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mendapat angka 8,84 persen. Sementara, Jokowi hanya meraih angka 6,36 persen.