Hasil penilaian menunjukkan selama 5 tahun terjadi fluktuasi atau naik turun karena indeks yang berkisar di angka tertinggi 67,30 hingga terendah senilai 62,63. Artinya IDI berada pada posisi relatif berbahaya karena mendekati posisi buruk yakni di batas rawan pada angka 60.
"Kami nilai 0-60 dikatakan buruk, 60-80 kita katakan sedang, 80-100 kita katakan baik. Demokrasi selama 5 tahun kita katakan sedang tapi mendekati buruk," kata Kepala BPS Suryamin saat jumpa pers IDI di kantor pusat BPS, Jakarta, Jumat (4/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Suryamin menerangkan ada sedikit catatan terkait penilaian IDI. Ada perbedaan kasus menyangkut kondisi tahun 2009 yang terdapat pemilu legislatif dan presiden sedangkan pada tahun 2013 dalam posisi persiapan pilpres alias belum memasuki tahun politik. Perbandingan terbaik memang bisa diperoleh ketika memasukkan tahun 2014 karena ada pilpres.
BPS sendiri pada tahun 2014 dan tahun berikutnya memang belum bisa memproyeksi perkembangan IDI.
"Kita nggak bisa diproyeksi. Masalah di 2014 kita nggak bisa prediksi," jelasnya.
Suryamin menerangkan IDI disusun berdasarkan kejadian sehingga ideks menggambarkan realitas yang ada. Proses penyusnanan pun dilakukan dengan metode statistik yang baik sehingga akurasi tinggi.
"Ini pendekatan trianggulasi. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Ini prosesnya panjang. Ini kualitasnya baik," sebutnya.
Berikut ini perkembangan IDI dari tahun 2009-2013:
1. Tahun 2009 nilai IDI 67,30
2. Tahun 2010 nilai IDI 63,17
3. Tahun 2011 nilai IDI 65,48
4. Tahun 2012 nilai IDI 62,63
5. Tahun 2013 nilai IDI 63,68
(feb/mad)











































