.webp)
"Tadi malam dapat info langsung kita telusuri, sampai sekarang belum ada hasil konfirmasi. Sudah saya sampaikan ke polisi militer, mereka langsung menindaklanjuti. Kalau misal bukan tentara ya nggak boleh lah," ujar Andika saat dihubungi, Senin (30/6/2014).
"Kalau di internal sendiri izinnya nggak mudah. Kalau ternyata ada nomor AD yang dipakai orang selain AD jelas itu bukan sesuatu yang dianggap legal, konsekuensinya apa ini ditindaklanjuti. Nomornya lagi ditelusuri siapa yang mengeluarkan," lanjutnya.
Andika mengaku tidak mudah menelusuri si pemberi izin penggunaan nopol TNI ini. Hal ini dikarenakan banyaknya prosedur yang harus dilalui terlebih dahulu.
"Untuk kita dapat nomor mobil itu sedemikian prosedural, sehingga ketahuan dari nomor itu siapa yang mengeluarkan. Saya minta polisi militer untuk menelusuri karena mereka yang berkewajiban untuk menertibkan. Langsung ke institusi AD yang berwenang," tegas Andika.
Apakah akan bekerjasama dengan Polres Jakarta Barat yang pertama kali menemukan mobil pengusaha tersebut?
"Yang melakukan penggeberekan saya dengar Polri, tapi polisi militer kami akan menelusuri ke Polres Jakarta Barat yang menemukan. Ini mungkin akan memakan waktu," pungkasnya.
Polres Jakarta Barat dan POM TNI menyatroni sebuah rumah di Puri Mansion. Tindakan itu dilakukan karena pemilik rumah yang juga pengusaha itu memasang pelat nopol TNI dan Polri di mobilnya.
"Namanya Rusdianto Sucinta," kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran saat dikonfirmasi. Penggerebekan dilakukan pada Minggu (29/6). Pelat yang dipakai yakni Ford Ranger pelat dinas TNI AD 6109-37 dan Nissan X-Trail TNI AD 6043-34.
(aws/ndr)
