Karl Heinrich Marx (1814-1881) merupakan tokoh asal Jerman yang menjadi filsuf terkemuka sosialisme. Hidupnya berpindah-pindah dan akhirnya berlabuh di Inggris.
Di negara ini, Marx menulis karya monumental Das Kapital. Meski Marx dan keluarganya hidup terlunta dan dilanda kemiskinan, namun pencetus 'sosialisme ilmiah' ini tetap konsentrasi berkarya di perpustakaan British Museum.
Berikut adalah empat fakta makam Karl Marx yang dihimpun detikcom, Jumat (27/6/2014) dari berbagai sumber:
|
|
|
Makam Karl Marx Favorit Wisatawan
Foto: highgatecemetery.org
|
Makam Marx berada pada areal timur (East Cemetery) di Highgate Cemetery. Disebut dalam situs itu, para pengunjung makam dari seluruh dunia terbang ke East Cemetery untuk menziarahi Marx.
Disebutkan pula, filsafat politik Marx berpengaruh terhadap bentukan dunia modern. Tak heran, banyak orang yang mengunjungi makam itu, termasuk Fadli Zon.
Makam Karl Marx Favorit Wisatawan
Foto: highgatecemetery.org
|
Makam Marx berada pada areal timur (East Cemetery) di Highgate Cemetery. Disebut dalam situs itu, para pengunjung makam dari seluruh dunia terbang ke East Cemetery untuk menziarahi Marx.
Disebutkan pula, filsafat politik Marx berpengaruh terhadap bentukan dunia modern. Tak heran, banyak orang yang mengunjungi makam itu, termasuk Fadli Zon.
Kenapa Marx Dimakamkan di London?
|
Marx harus mengakhiri hidupnya jauh dari tanah kelahiran lantaran persoalan perjuangan politiknya. Selain sebagai dikenal sebagai pemikir yang banyak berkutat di perpustakaan, Marx juga merupakan aktivis pergerakan yang memperjuangkan kaum buruh waktu itu.
Tokoh yang punya karya monumental Manifesto Komunis ini menjadi buron politik. Marx harus lari dari Jerman. Usai revolusi 1848 pecah di berbagai tempat di Eropa, Marx kembali ke Jerman secara ilegal. Lalu lari ke Belgia, dan akhirnya ke London hingga sisa hidupnya.
Marx hidup prihatin bersama keluarga dan anak-anaknya. Bahkan dari tujuh anak, hanya tiga anaknya yang bisa hidup. Namun sahabat setianya yang punya bisnis keluarga tekstil di Inggris, yakni Fredrich Engels, masih setia menopang kebutuhan hidup Marx. Sejumlah loyalis Marx yang lain juga membantunya.
Marx sendiri meninggal karena radang selaput lendir hidung. Konon, saat Marx dikebumikan, hanya delapan orang yang menghadiri pemakamannya.
Kenapa Marx Dimakamkan di London?
|
Marx harus mengakhiri hidupnya jauh dari tanah kelahiran lantaran persoalan perjuangan politiknya. Selain sebagai dikenal sebagai pemikir yang banyak berkutat di perpustakaan, Marx juga merupakan aktivis pergerakan yang memperjuangkan kaum buruh waktu itu.
Tokoh yang punya karya monumental Manifesto Komunis ini menjadi buron politik. Marx harus lari dari Jerman. Usai revolusi 1848 pecah di berbagai tempat di Eropa, Marx kembali ke Jerman secara ilegal. Lalu lari ke Belgia, dan akhirnya ke London hingga sisa hidupnya.
Marx hidup prihatin bersama keluarga dan anak-anaknya. Bahkan dari tujuh anak, hanya tiga anaknya yang bisa hidup. Namun sahabat setianya yang punya bisnis keluarga tekstil di Inggris, yakni Fredrich Engels, masih setia menopang kebutuhan hidup Marx. Sejumlah loyalis Marx yang lain juga membantunya.
Marx sendiri meninggal karena radang selaput lendir hidung. Konon, saat Marx dikebumikan, hanya delapan orang yang menghadiri pemakamannya.
Satu Makam dengan Istri dan Anak Cucunya
Foto: highgatecemetery.org
|
Nama Helena Demuth yang satu makam dengan Marx sebenarnya bukan termasuk keluarga inti. Demuth merupakan pembantu dari keluarga istri Marx, Jenny. Namun Demuth sudah dianggap sebagai keluarga.
Eleanor Marx merupakan anak terakhir dari Marx. Eleanor adalah aktivis sosialis yang menikah dengan tokoh Marxis asal Inggris, Edward Aveling. Kerena suaminya selingkuh, dia memutuskan mati dengan cara meracuni diri sendiri pada umur 43 tahun.
Uniknya, mengutip dari highgatecemetery.org, filsuf dengan ideologi liberal yakni Herbert Spencer (1820-1903) dimakamkan hampir persis berlawanan arah dengan Marx.
Satu Makam dengan Istri dan Anak Cucunya
Foto: highgatecemetery.org
|
Nama Helena Demuth yang satu makam dengan Marx sebenarnya bukan termasuk keluarga inti. Demuth merupakan pembantu dari keluarga istri Marx, Jenny. Namun Demuth sudah dianggap sebagai keluarga.
Eleanor Marx merupakan anak terakhir dari Marx. Eleanor adalah aktivis sosialis yang menikah dengan tokoh Marxis asal Inggris, Edward Aveling. Kerena suaminya selingkuh, dia memutuskan mati dengan cara meracuni diri sendiri pada umur 43 tahun.
Uniknya, mengutip dari highgatecemetery.org, filsuf dengan ideologi liberal yakni Herbert Spencer (1820-1903) dimakamkan hampir persis berlawanan arah dengan Marx.
Epitaph di Makam Karl Marx
|
"Workers of All Lands Unite (Buruh di Seluruh Dunia, Bersatulah)," begitu kata-kata yang tertulis dengan huruf besar di bagian atas, di bawah patung sedada Marx.
Patung sedada Marx itu dibangun oleh pemahat sosialis bernama Laurence Bradshaw. Pembangunan makam Marx di tahun itu dibiayai oleh Marx Memorial Fund yang digalang Partai Komunis (Inggris) tahun 1955.
Kemudian, di bagian bawahnya ada lagi epitaph yang agak panjang. Kali ini, kutipan filsuf yang mempengaruhi Marx, yakni Ludwig Feurbach, dicantumkan.
"The philosophers have only interpreted the world, in various ways. The point, however, is to change it (Para filsuf hanya mengartikan dunia dengan berbagai cara. Namun yang penting adalah mengubahnya (dunia)," begitulah bunyi kalimatnya.
Namun demikian, konon, Marx pernah berujar, "Kata terakhir itu untuk orang bodoh yang belum cukup bicara."
Epitaph di Makam Karl Marx
|
"Workers of All Lands Unite (Buruh di Seluruh Dunia, Bersatulah)," begitu kata-kata yang tertulis dengan huruf besar di bagian atas, di bawah patung sedada Marx.
Patung sedada Marx itu dibangun oleh pemahat sosialis bernama Laurence Bradshaw. Pembangunan makam Marx di tahun itu dibiayai oleh Marx Memorial Fund yang digalang Partai Komunis (Inggris) tahun 1955.
Kemudian, di bagian bawahnya ada lagi epitaph yang agak panjang. Kali ini, kutipan filsuf yang mempengaruhi Marx, yakni Ludwig Feurbach, dicantumkan.
"The philosophers have only interpreted the world, in various ways. The point, however, is to change it (Para filsuf hanya mengartikan dunia dengan berbagai cara. Namun yang penting adalah mengubahnya (dunia)," begitulah bunyi kalimatnya.
Namun demikian, konon, Marx pernah berujar, "Kata terakhir itu untuk orang bodoh yang belum cukup bicara."
Halaman 2 dari 12