Arie Kriting pernah mengajar sehari di desa pelosok di Pulau Jawa. Pemuda asal Kendari, Sulawesi Tenggara, ini geleng-geleng mendapati bahwa di pulau yang paling maju pendidikannya ini masih ada yang tertinggal.
"Jangankan di Indonesia timur, di pulau Jawa pun masih ada yang tertinggal. Mereka belajar dengan kondisi yang terbatas, papan kapur, murid cuma 3 orang, tak bersepatu," tutur Arie usai menghibur di acara penerimaan kembali Relawan Sobat Bumi dari Pertamina Foundation yang mengirimkan 12 relawan guru ke Papua, bertempat di Gedung Pertamina Foundation, Jalan Sinabung II Terusan Simprug, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2014).
Menurut pria berambut keriting ini, banyak yang harus dilakukan untuk memajukan negara ini. Tetapi yang terutama adalah dari sektor pendidikan.
"Memang masih banyak yang harus dilakukan di daerah tertinggal. Untuk mendorong kemajuan harus dari pendidikan. Untuk di daerah tertinggal,
pendidikan harus jadi prioritas," imbaunya.
Dia juga menilai bahwa motivasi memiliki cita-cita besar harus sudah dimiliki anak-anak sebelum bersekolah sehingga akan memotivasi dirinya untuk berkarya lebih besar.
"Kita sekolah itu bukan hanya untuk mencapai pekerjaan formal, tapi juga mengembangkan bakatnya. Kalau mereka cita-citanya saja cuma sekadar
mendapat pekerjaan, bagimana mau membuat hal yang besar?" tutur lulusan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, ini.
Arie juga berharap presiden Indonesia terpilih mengutamakan pendidikan.
"Untuk presiden yang terpilih nanti saya harap adalah presiden yang dapat melindungi rakyat Indonesia, bukan dari ruang lingkup wilayah tapi peri kehidupannya yang utama," harap pria kelahiran 13 April 1985 ini.
(nwk/nrl)