"Bukan blusukan tapi turba, turun ke bawah dan sudah banyak kita lakukan. Jadi istilah blusukan bukan dari Jokowi, kan? Itu sudah lama dari orang lain," kata Fadli di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014).
Menurut Fadli, blusukan bukanlah hal yang diciptakan oleh Jokowi. Metode turun ke masyarakat dan menyapa langsung sudah ada sejak zaman dulu.
"Bukan invention, bukan penemuan. Itu suatu metode dari bangsa Romawi sudah ada. Jangan dia pikir itu penemuan dia. Ngawur kalau dia pikir itu penemuan dia," ujar Waketum Gerindra ini.
Tadi siang, Prabowo blusukan ke Pasar Tanah Abang bersama Waketum Gerindra Fadli Zon dan politisi PPP H Lulung. Ia mengunjungi Blok A dengan dikerumuni para pembeli dan pedagang yang mau bersalaman dengannya.
Prabowo hanya berjalan melewati kios-kios tanpa banyak berdialog dengan masyarakat. Menurut Fadli, hal itu akibat para pedagang dan pengunjung terlalu antusias.
"Karena terlalu ramai. Saya saja ngejar gak bisa. Jadi Prabowo ingin dialog tatap muka tapi realisasinya, pedagang histeris. Itu spontan. Itu berarti mereka mendukung," jelasnya.
Aksi Prabowo yang naik ojek meninggalkan para pendukungnya disebut Fadli sebagai aksi yang spontan. Ia menegaskan bahwa kunjungan Prabowo ke pasar bukan pencitraan karena sudah dilakukan sejak tahun 60an.
"Itu spontan juga, bukan pencitraan, bukan rekayasa. Itu sudah terlalu banyak orang. Saya juga kaget. Prabowo kan tidak mau diskenario," tuturnya.
(imk/trq)











































