Program lokalisasi digagas awalnya agar kegiatan prostitusi terpusat dan tak menyebar ke penjuru Ibu kota. Namun ketika reformasi bergulir di tahun 1998, lokalisasi itu pun ditutup yang kemudian berubah menjadi Jakarta Islamic Centre.
"Semua PSK dan mucikari pada waktu itu sebagian dipulangkan ke kampung halaman. Sebagian lagi kita tampung untuk bekerja di sini," tutur Kasubag Humas Jakarta Islamic Centre H. Mochammad Hasyim di kantornya, Jl Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, Jumat (20/6/2014).
Seiring berjalannya waktu, para eks PSK pun meniti hidup masing-masing, sehingga meninggalkan Jakarta Islamic Centre. Hanya tinggal seorang yang masih bertahan hingga kini.
"Dia juga sudah berkeluarga, tapi tetap masih bekerja di sini jadi petugas kebersihan. Dia merasa banyak perubahan setelah bekerja di sini," kata Hasyim.
Perempuan yang namanya tak mau dipublikasikan itu menurut Hasyim memiliki etos kerja yang tinggi. Dia juga tak ingin kembali ke kehidupan kelam masa lalu.
"Dia sudah tidak mau ingat lagi soal masa lalu dia. Menurut dia sekarang ini adalah melihat ke depan dan bekerja di Islamic Centre ini berkah bagi dia sehingga akhirnya punya keluarga, sudah punya anak juga," imbuh Hasyim.
"Akhirnya ada jamaah kami yang mau membiayai dia untuk umroh. Baru saja dia pulang dari umroh. Sekarang hidup dia merasa lebih bahagia setelah lokalisasi Kramat Tunggak ditutup," terangnya.
Penutupan Kramat Tunggak 16 tahun silam sempat mengalami penolakan pihak-pihak berkepentingan. Tetapi dengan pendekatan yang disertai pembinaan, transformasi sosial pun terwujud.
Kerjasama berbagai pihak juga dilakukan kala Pemprov DKI Jakarta kewalahan menutup lokalisasi. Namun upaya dan biaya yang besar akhirnya membuahkan perubahan sosial yang signifikan.
Pemkot Surabaya yang dipimpin oleh Walikota Tri Rismaharini pun baru saja menutup lokalisasi di Gang Dolly. Seperti halnya Kramat Tunggak yang mengalami penolakan, akankah transformasi sosial di Dolly terwujud?
(bpn/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini