Lokalisasi itu dulu bernama Kramat Tunggak yang terletak di Jl Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara. Tanah seluas 10,9 hektare sejak dekade '70an merupakan prostitusi yang tak kalah dengan Gang Dolly.
"Jadi waktu dulu itu ada ada konsep untuk kegiatan prostitusi dilokalisir di Kramat Tunggak," tutur Kasubbag Humas Jakarta Islamic Centre H. Mochammad Hasyim dikantornya, Jumat (20/6/2014).
Hasyim bercerita betapa malunya masyarakat sekitar ketika prostitusi itu masih berdiri tegak. Masyarakat yang tak ada sangkut pautnya pun ikut terlabel sebagai 'orang dunia hitam'.
"Ketika reformasi bergulir, nah masyarakat pun menuntut Kramat Tunggak untuk ditutup. Waktu itu yang jadi Gubernur adalah Pak Sutiyoso. Beliaulah yang menutup lokalisasi," imbuh Hasyim.
Berbeda dengan Gang Dolly yang tak dibatasi, Kramat Tunggak tertutup oleh tembok tinggi. Hanya orang-orang yang ingin melampiaskan syahwat duniawi saja yang bisa masuk.
Di dalam situ ada pedagang-pedagang minuman keras dan sebagainya. Mereka kemudian marah ketika ada wacana penutupan.
"Mereka tentu saja ketika ada SK Gubernur untuk menutup lokalisasi itu menentang keras. Tapi dengan dorongan niat dan tekad yang tulus dari Pak Sutiyoso, tempat itu ditutup," tutur Hasyim.
"Kemudian kalau ditutup saja kan tidak menyelesaikan masalah. Nah ketika Pak Sutiyoso pulang umroh, dia mendapat masukan untuk membuat tempat pembinaan yang Islami. Jadilah ini Jakarta Islamic Centre yang ketika sudah jadi diresmikan oleh Presiden Bu Megawati waktu itu," lanjut dia.
Sebagian PSK dan mucikari dipulangkan ke kampung halaman setelah diberi pelatihan keterampilan. Sebagian lain ada yang direkrut untuk bekerja di Islamic Centre.
Jakarta Islamic Centre bukan hanya terdapat tempat ibadah. Selain Masjid, ada pula pusdiklat dan penginapan berbasis syariah.
Pengelolaan Jakarta Islamic Centre dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta. Masyarakat sekitar pun mengambil hikmah dari perubahan tersebut.
"Kalau dulu mereka malu, sekarang mereka bangga menyebut diri sebagai warga Islamic Centre," pungkas Hasyim.
(bpn/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini