Di balik megah dan mewahnya lapangan pacuan kuda Pulomas, tak disangka setiap turnamen pacuan terdapat pargelaran judi terselubung. Jika melihat olahraga ini negara-negara maju, judi telah menjadi bagian pacuan kuda.
"Kalau dulu tahun 90-an sama seperti di luar negeri, jadi ada papan yang menunjukan kuda-kuda yang bertanding. Nanti ada loket yang menjual seperti bandar gitu," ujar Riki salah seorang pengojek kuda yang pernah menjadi Joki balapan kepada detikcom, Rabu (18/6/2014).
Riki mengatakan di era tahun 90-an tersebut. Lokasi pacuan kuda ini sangatlah terkenal.
"Perlahan akhir tahun 2000 udah mulai jarang ada pertandingan, palingan sebulan sekali itu pun kejurnas," tuturnya.
Ketika itu ketenaran olahraga ini mulai meredup. Satu-persatu penggemar olahraga ini mulai berkurang, secara sekilas dari luar bangunan kantor pengurusa pacuan kuda itu tampak tidak terawat. Namun jika kita menengok ke dalam hamparan padang rumput hijau masih indah.
"Sekarang nggak seperti dulu lagi paling kalau judi gitu antar pemilik kuda aja, kalau penonton jatuhnya taruhan langsung kayak nonton balapan moto GP aja," imbuhnya.
Diceritakannya secara tidak langsung aparat kepolisian mengetahui adanya pratek judi. Namun penyakit masyarakat itu tidak diberantas.
"Polisi patroli ada, ya tapi gitu permainan judinya kan di dalam, polisi jaga buat antisipasi aja supaya tidak terjadi keributan seperti dulu," ungkapnya.
Kini kawasan pacuan kuda pulomas pun menjadi terbengkalai. Alangkah sedihnya jika Pemprov DKI Jakarta melalui dinas pariwisata menjadika lokasi pacuan kuda menjadi icon kota Jakarta Timur, sehingga tidak ada lagi pratik judi seperti itu.
(edo/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini