Ahok berjanji akan melakukan hal yang sama di titik-titik yang sering jadi biang kemacetan. “(PKL di lokasi lain) juga akan kita sikat, bertahaplah. Makanya satu-satu dulu,” kata Ahok di Balai Kota, Selasa (17/6/2014).
Dia berujar, penataan PKL akan dilakukan di seluruh wilayah DKI. Ahok ingin para pedagang kali lima berjualan di areal khusus, yang tetap dekat dengan keramaian seperti trotoar dan taman, namun dalam kondisi yang lebih teratur. “Sama semuanya, makanya nantinya kita mau dorong dia (PKL) berjualan di taman dan di trotoar, tapi akan kita atur bertahap,” jelasnya.
Sejak Senin (16/4/2014) pagi kemarin, lebih dari 400 petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, dan petugas UPT Monas dikerahkan untuk merazia dan mengusir PKL dari Monas. Instruki pembersihan kawasan yang jadi ikon ibu kota itu disampaikan langsung oleh Wagub DKI Ahok. Hingga hari ini penertiban masih terus dilakukan hingga nanti Monas benar-benar steril dari PKL.
Walaupun ada kritikan dari Asosiasi PKL Indonesia, Ahok tidak bergeming. “Percuma (diskusi dulu dengan asosiasi), aku sudah diskusi dari awal, tapi ngelunjak mereka. Kita ngasih lu toleransi, lu ngelunjak, kita pindahin ngelunjak juga. Saya mau nanti kalau PKL kita bina, akan di debet langsung ke bank, sama seperti yang di IRTI Monas,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi PKL Indonesia (APKLI) DKI Jakarta Hoiza Siregar menyatakan Ahok tidak pernah melibatkan PKL dan pemangku kepentingan untuk mencari solusi masalah PKL di Ibukota, khususnya di wilayah Monas.
“Mereka membuat tempat tapi apakah betul lokasi itu untuk PKL yang ada di Monas, kita kan enggak tahu. Sosialisasi minim, tidak libatkan PKL, dan nggak libatkan stake holder, ya gimana persoalasan PKL bisa selesai,” katanya kepada detikcom, Selasa (17/6/2014).
(ros/kha)