Adalah Pengamat intelijen Marsda TNI (Purn) Prayitno Ramelan dalam bukunya 'Misteri MH-370' terbitan Ufuk Publishing House yang mengungkapkan teka teki yang tak terjawab dari MH370.
Dalam buku setebal 252 halaman itu disinggung mulai dari dugaan keterlibatan terorisme hingga hal lain. Namun salah satu yang dikupas Prayitno juga soal pesawat itu yang tak masuk radar Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut penulis dari skenario penerbangan memang MH370 memutari wilayah Indonesia. Dari Andaman, dia ke selatan, dan baru ke arah timur. Benar pesawat tidak sejak awal tidak masuk melintasi wilayah Indonesia. Sejak awal dia sudah takut terjejaki atau dianggap ancaman oleh Kohanudnas karena taktik desepsi sedang dilaksanakan. Penerbangannya tak mau diketahui," tulis Prayitno dala buku itu di halaman 112, seperti dikuti detikcom, Senin (16/6/2014).
Prayitno dalam buku ini meneguhkan teori soal pembajakan kelompok teroris. Salah satu dugaannya lewat pelaku pemalsuan paspor. Juga dengan simulator Boeing di kediaman pilot.
"Pembajak sudah mempelajari karakter dan role of engagement (ROE) dari operasi pertahanan udara Indonesia yang berlaku secara internasional, khususnya terhadap black fligh. Pembajak melakukan penghindaran terdeteksi radar Indonesia di Sumatera. Setelah pesawat sampai di VAMPI, kemudian dibelokkan ke timur ke arah wpt GIVAL. Dia paham apalagi masuk wilayah Indonesia akan dicek flight clearence," tuturnya.
Prayitno juga menulis motif dari pelaku adalah menimbulkan suasana chaos. Menurutnya juga pesawat tidak jatuh bebas begitu saja setelah mesin mati atau dimatikan. Pesawat masih bisa gliding, yang tidak diketahui seberapa jauh.
"Kemudian pesawat melakukan pendaratan di laut tanpa roda di Samudera Hindia. Dengan demikian bagian kargo akan pecah, tetapi pesawat utuh, dalam waktu 3-6 jam pesawat akan tenggelam secara utuh," tulisnya.
"Menurut penulis teori realisitis pesawat utuh tenggelam beserta seluruh isinya. Dan apabila penjejakan sinyal pinger dari beacon yang melekat di kotak hitam tertangkap, tidak mudahj menemukannya di dalam laut hingga 4.500 meter," tambahnya.
Tulisan Prayitno ini merupakan sebuah analisa dari kacamatan mantan penerbang dan intelijen. Banyak hal cukup mengejutkan dari analisanya yang dituangkan dalam buku itu. Tapi Prayitno juga menyampaikan maaf pada keluarga dan pihak MH370 soal analisanya apabila tak berkenan dan menyinggung perasaan mereka.
(nwk/ndr)