Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan untuk antisipasi kekeringan tersebut, BMKG menilai dampak kekeringan meteorologi berkaitan dengan hujan, sehingga bagaimana sumber air hidrogeologis atau mata air dan proses irigasi nantinya akan berkurang pasokannya. Sehingga BMKG menghimbau masyarakat untuk mengantisipasi kekeringan yang akan segera muncul.
"Kita perlu mengingatkan ke masyarakat sejak awal bahwa kekeringan itu perlu diantisipasi misalnya membuat buat lahan embung untuk menampung air," ujar Andi usai konfrensi pers Perkembangan Pengamatan El Nino 2014 di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Andi menjelaskan, bahwa saat ini masyarakat Indonesia masih ada kesempatan untuk menampung air hujan sehingga diminta untuk membuat embung.
"Kita masih ada kesempatan karena hingga saat ini hujan masih ada, jadi dari sekarang coba di panen hujannya," jelas Andi.
Lanjutnya, terkait curah hujan, hingga saat ini pada Juni 2014 sudah memasuki kategori rendah. Adapun daerah-daerah yang sudah masuk musim kemarau pada dasarian 1 Juni 2014 ialah pesisir timur Sumatra Utara, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat bagian utara, DIY, Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Papua bagian tengah.
Dari bulan Juli dan Agustus potensi El Nino tengah diperkirakan menghinggapi Indonesia bagian timur. Namun untuk bulan November, berpotensi El Nino moderat.
"Kita lihat El Nino kan terjadi di Pasifik, dampak yang besar kemudian berpotensi skalanya ada di daerah timor Indonesia," ucapnya.
(tfn/fjr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini