Kisah Pilu Korban Trafficking, Hilang Keperawanan di Mangga Besar

Kisah Pilu Korban Trafficking, Hilang Keperawanan di Mangga Besar

- detikNews
Jumat, 13 Jun 2014 15:39 WIB
Korban trafficking (Edward/ detikcom)
Jakarta - Gadis belia berumur 15 tahun berinisial S menjadi korban trafficking di Jakarta. Berangkat dari kampung di Indramayu, S dijanjikan bekerja sebagai tukang cuci piring, namun suratan takdir berkata berbeda. S Justru dijadikan wanita penghibur pria hidung belang.

Awal kisah pilu S terjadi pada April 2014, ketika dia tengah bermain di rumah saudaranya. Saat itu ia ditawari pekerjaan ke Jakarta oleh seorang wanita yang diketahui bernama Peppy.

"Aku nggak kenal Peppy itu siapa, tapi dia bilang kenal sama aku. Waktu itu ak diajak jalan naik motor," cerita gadis belia yang memberikan testimoni di Komnas PA, Jalan Raya TB Simatupang, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (13/6/2014).

Sepanjang perjalanan S mulai curiga dengan wanita yang mengajak dirinya jalan. Gadis belia itu pun memberanikan diri untuk bertanya, namun bukan jawaban yang didapat malah bentakan dari wanita tersebut.

"Sudah kamu diam saja, nanti kamu ikut saya ke Jakarta untuk bekerja," ujar S menirukan bentakan Peppy.

Selama menceritakan kisah pahit yang dialaminya, gadis belia yang mengenakan topeng itu terus menangis. Tak henti-hentinya tangan mungil dia mengusap air mata.

"Saya dibawa ke Jakarta pakai mobil travel. Sampai Jakarta saya dianter Peppy ke sebuah hotel di kawasan Mangga Besar," kenangnya.

S Mengenang saat dia kehilangan keperawanannya di hotel itu. Seorang pria berbadan gemuk dengan tega mengerjai perempuan berambut panjang itu.

"Aku nggak bisa ngelawan, disana aku cuma bisa nangis. Soal nggak pernah begituan," ujarnya.

Gadis belia itu sempat diinapkan di hotel selama 3 hari. Peppy pun sempat menujukkan uang Rp 3 juta kepada dirinya.

"Uangnya dikasih ke orang tua, setelah itu sama Peppy saya dikasih ke orang lain lagi yang namanya Abun abis itu saya dibawa ke mess yang berbentuk ruko nggak jauh dari hotel," imbuhnya.

Keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya, nasib S tidak berubah. Oleh Abun, S dipekerjakan sebagai gadis penghibur di hotel itu.

"Di mess saya tinggal bersama gadis penghibur lainnya. Saya sendiri yang paling kecil yang lain sudah pada dewasa semua," kata S.

S mengatakan selama bekerja dengan Abun dia harus melayani tamu-tamu hingga akhirnya berkencan di kamar hotel. "Sehari-hari saya cuma mengandalkan tips dari tamu untuk makan sehari-hari, kalau nggak dapat tips terpaksa tidak makan. Ak sendiri nggak tahu kalau udah dijual Peppy ke Abun," imbuhnya.

S mengaku sempat berkomunikasi dengan ibunya. Hingga akhirnya sang ibu yang mengetahui kondisi dirinya.

"Pernah datang dua kali, begitu tahu cuma nangis ibu cuma bilang aku tuh masih kecil belum pantes kerja kayak gini, nanti saja kalau umur 17 tahun nggak apa-apa, setelah itu ibu saya kasih uang Rp 200 ribu buat ongkos pulang," tuturnya.

Ia pun mengaku pernah meminta izin untuk pulang kampung. Namun lantaran pengawasan yang ketat, serta utang yang dimilikinya kepada Abun, S pun hanya bisa gigit jari.

"Waktu itu memang pernah pinjam uang buat bayar utang ibu di warung. Ya utangnya itu saya bayar pakai uang tip. Sekarang sudah lunas," katanya.

Ketika hutangnya dengan Abun berhasil di lunasi oleh S. Ia pun kembali dijual ke orang lain yang diketahui bernama Toto, di tempat itu, lagi-lagi ia harus bekerja sebagai wanita penghibur.

"Di Grand LA, saya kerjanya juga sama cuma dikasih seragam sama nomor pin 713," tuturnya.

S sendiri baru bekerja selama satu minggu. Dirinya berhasil diselamatkan oleh pengunjung Grand LA yang kebetulan bekerja sebagai anggota LSM.

"Sama orang yang nolong saya saya dibawa ke sini. Hampir beberapa hari terakhir ini saya selalu dapat teror dari pengawas tempat hiburan. Sekarang keinginan saya cuma pingin bisa pulang lagi ketemu orang tua," ungkapnya.

(edo/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads