Cerita Habibie Soal Eksklusivitas Letjen Prabowo

Buku Detik-detik yang Menentukan

Cerita Habibie Soal Eksklusivitas Letjen Prabowo

- detikNews
Jumat, 13 Jun 2014 12:03 WIB
Jakarta -
Letjen Prabowo Subianto dicopot dari jabatan Pangkostrad pada Mei 1998 karena menggerakkan Konstrad tanpa sepengetahuan Pangab. Selama berkarier di militer, Prabowo dekat dengan eksklusivitas sebagai menantu Presiden Soeharto yang baru lengser 21 Mei 1998.

Habibie menulis kisah eksklusivitas Prabowo dalam Buku 'Detik-detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi'. Seperti dikutip detikcom dari buku tersebut, Jumat (13/6/2014), pada tanggal 22 Mei 1998 tepatnya pukul 06.10 WIB BJ Habibie menelepon Jenderal TNI Wiranto dan menunjuknya sebagai Menhankam/Panglima ABRI dalam kabinet yang baru saja dibentuk.

Tak sampai 3 jam kemudian Wiranto melaporkan hal penting ke Habibie. Yang dilaporkan Wiranto adalah pergerakan Kostrad di bawah komando Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto yang tanpa sepengetahuannya. Habibie pun langsung mencopot Prabowo Subianto.

Tak lama setelah telepon ditutup, Habibie mendapat laporan dari ADC bahwa Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto minta waktu bertemu. Dalam pertemuan itu Prabowo meminta masa jabatannya ebagai Pangkostrad diperpanjang, namun Habibie menolaknya. Habibie sendiri memahami kesalahan Prabowo itu bisa jadi karena eksklusivitas yang melekat pada dirinya.

"Karena Prabowo adalah menantu Presiden Soeharto di mana budaya feodal masih sangat subur, maka dalam gerakan dan tindakannya sering terjadi konflik antara disiplin militer dan disiplin sipil. Apapun yang dilakukan akan ditolerir dan tidak pernah mendapat teguran dari atasannya," kata Habibie dalam buku tersebut.

"Kebiasaan pemberian eksklusivitas kepada Prabowo adalah mungkin salah satu penyebab gerakan pasukan Kostrad tanpa tanpa konsultasi, koordinasi, dan sepengetahuan Pangab terjadi," lanjut Habibie.

Menurut Habibie, kebiasaan tersebut mungkin terjadi bukan karena kehendak Presiden Soeharto. Tetapi lingkungan feodal lah yang memperlakukannya demikian.

"Walaupun saya sangat akrab dan dekat dengan Prabowo, ia menganggap saya sebagai salah satu idolanya, kebiasaan tersebut tidak boleh saya tolerir dan biarkan ini satu pelajaran bagi semu abahwa dalam melaksanakan tugas, pemberian eksklusivitas kepada siapa saja, termasuk kepada keluarga dan teman, tidak dapat dibenarkan," katanya.

Habibie pun lega saat menemuinya Prabowo tak lagi mengenakan senjata apapun. Meskipun pertemuan Habibie pasca melepas jabatan Pangkostrad dari Prabowo berlangsung panas.

"Kemudian ketika Prabowo masuk ke ruang saya, melihat bahwa Prabowo tidak memakai senjata apa pun, saya merasa puas. Hal ini berarti pemberian eksklusivitas kepada Prabowo tidak dilaksanakan lagi," katanya.

(van/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads