Yang cukup menarik, kala diwisuda sang ayah Mugiyono datang dari Kendal ke Semarang dengan mengayuh becak. Sang ayah mengantarkan Raeni dengan becak dari tempat kosnya ke kampus Unnes. Mugiyono sehari-hari memang pengayuh becak dengan penghasilan Rp 10-50 ribu/hari dan kala malam menjadi penjaga sekolah dengan gaji Rp 450 ribu/bulan.
"Dulu pas beli laptop ngutang, karena bapak nggak punya uang," terang Raeni saat berbincang dengan detikcom, Kamis (12/6/2014).
Raeni mengenang, hingga akhirnya sang ayah pensiun dini dari perusahaan kayu tempatnya bekerja. Uang pensiun itu yang digunakan untuk membayar utang laptop. Raeni berkuliah dengan biaya beasiswa dari Bidikmisi Kemdikbud.
"Uang pensiun bapak buat bayar lunasin utang laptop," imbuhnya.
Sejak berhenti bekerja pada 2010, sang ayah pun menjadi pengayuh becak di Kendal. Raeni membalas kepercayaan ayahnya itu dengan rajin belajar dan prestasi.
"Saya juga jadi asisten lab dan ikut berbagai lomba, buat nambah uang saku," jelas Raeni yang tak ingin membebani orangtuanya.
Raeni juga kerap mengisi waktu dengan mengajari anak-anak mengaji di mushola dekat rumahnya. Dia menularkan ilmu yang dimilikinya ke anak-anak di sekitar rumah.
"Kalau pulang ke Kendal saya juga mengajar di TPQ di mushala depan rumah," tutur Raeni yang kini tengah berada di Jakarta karena diundang sebuah stasiun TV.
Raeni bersyukur bisa membanggakan orangtuanya dengan prestasi. Dia masih punya mimpi melanjutkan jenjang S2 ke Inggris. Semoga saja Raeni bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pengajar.
(fiq/ndr)