Menurut Direktur Eksekutif MAARIF Institute Fajar Riza Ul Haq, pesan dari penyelenggaraan award ini adalah konsistensi partisipasi kelompok-kelompok sipil di tingkat lokal merupakan salah satu penyangga utama demokrasi yang substansial. Proses seleksi dan penjurian berlangsung selama lima bulan.
"Politik hari-hari ini digerakkan oleh mesin-mesin politik yang instan dan meminggirkan suara rakyat maka semangat MAARIF Award berakar pada prakarsa lokal, solidaritas, dan komitmen menjahit kebhinekaan atas dasar nilai-nilai kemanusiaan. Ini semacam interupsi terhadap kebisingan politik jelang pilpres", imbuh Fajar, Rabu (11/6/2014).
Dalam keputusannya, anggota dewan juri TGH. Hasanain Juaini menilai kedua penerima award tahun ini mencerminkan komitmen bahwa kebhinekaan adalah kunci modalitas sosial Indonesia sebagai bangsa yang majemuk.
"Masril Koto memprakarsai pendirian LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis) di daerah Sumatera Barat. Jumlahnya mencapai lebih dari 500 lembaga. Salah satu kontribusinya adalah mentransformasikan peran bank petani itu dalam proses mediasi dan resolusi konflik. Adapun Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda berperan dalam proses pembauran sejak 1987. Yang menarik, pendekatan subsidi silang pembiayaan sekolah dari orang mampu ke yang tidak mampu sangat efektif dalam mengikis kecemburuan sosial akibat kesenjangan ekonomi", ujarnya.
Dalam penganugerahan MAARIF Award di Studio MetroTV ini hadir ratusan tamu undangan diantaranya Jusuf Kalla, Menteri Perdagangan M. Luthfi, Jeffrie Geovanie, Rizal Sukma, Suyoto, Clara Joewono, Romo Magnis, Sarwono Kusumaatmaja.
(mpr/ndr)











































