Demikian disampaikan Ketua Nederlandse Organisatie voor Wetenschappelijk Onderzoek/NWO (Organisasi Penelitian Ilmiah Belanda) Jos Engelen, Jumat (6 Juni 2014).
Penghargaan tertinggi di Belanda untuk peneliti terbaik tersebut tahun ini jatuh ke tangan fisikawan Dirk Bouwmeester, bioteknolog lingkungan dan ahli pemurnian air Mark van Loosdrecht, arkeolog Corinne Hofman, dan ekolog burung migran Theunis Piersma.
Nama-nama para pemenang itu diumumkan sekarang, tapi seremoni penyerahan penghargaan baru pada 9 September 2014 akan datang. Mereka bebas memanfaatkan uang itu untuk melanjutkan penelitian.
Fisikawan Dirk Bouwmeester (Universitas Leiden) dinilai oleh NWO berjasa besar menyumbangkan terobosan dalam mekanika kuantum. Bouwmeester mempelajari dan menguji batas-batas mekanika kuantum dan meneliti apakah benar-benar ada batas antara mekanika kuantum dengan mekanika klasik.
Jika iya, apa yang menandai batas-batas itu. Cuma untuk bagian-bagian terkecil, seperti foton, elektron, atom, dan molekul-molekul nampaknya berlaku hukum mekanika kuantum. Sedangkan untuk semua benda yang lebih besar dari itu berlaku hukum mekanika klasik.
Dikutip dari NWO, Bouwmeester antara lain menguji bagaimana dia membawa benda-benda lebih besar ke dalam kondisi mekanika kuantum, di mana sebagian menunjukkan berada dalam dua kondisi yang berlawanan sekaligus.
Di samping itu Bouwmeester juga melakukan penelitian bentuk baru cahaya: cahaya yang tidak bergelombang, tapi dalam bentuk lingkaran yang saling terhubung satu sama lain dan terjalin, serta dapat membentuk simpul-simpul.
Belum lama berselang dia menunjukkan bahwa simpul-simpul bidang semacam itu juga dimungkinkan untuk plasma dan gelombang gravitasi.
Saat ini Bouwmeester antara lain sedang mengerjakan atom-atom buatan dalam semikonduktor dengan penerapan dalam informatika kuantum dan gugus nano perak dengan sifat-sifat optik dalam DNA yang kemungkinan dapat diterapkan di dunia medis.
Sedangkan bioteknolog lingkungan dan ahli pemurnian air Mark van Loosdrecht (Universitas Teknologi Delft) mempelajari dan mempengaruhi sifat-sifat mikro-organisme dan kelompok mikroba dalam suatu sistem teknik.
Penelitiannya mengenai perilaku bakteri pada kondisi dinamis menghasilkan cara baru untuk memurnikan air atau menjadikan bahan-bahan berguna dari limbah. Saat ini penelitian grup Van Loosdrecht memfokuskan diri pada produksi bahan baku dari air limbah itu.
Van Loosdrecht dan grup penelitinya mengombinasikan penelitian mendasar mengenai ekologi mikroba dengan konsep rekayasa fisika, kimia dan biologi.
Hal ini menghasilkan perubahan paradigma dalam sains dan penerapan konkritnya dalam praktik. Van Loosdrecht banyak melakukan kerjasama dengan dunia usaha untuk melakukan penelitiannya dan menjalin hubungan dengan ilmuwan dari disiplin ilmu lain.
Penelitian Van Loosdrechts mengenai biofilm dan zat-zat cadangan dari mikro-organisme merupakan awal bidang penelitian baru.
Di samping itu Van Loosdrechts juga seorang penemu teknologi butiran endapan aerob (di dunia komersial terkenal dengan nama teknologi Nereda) berdasarkan pada pengendalian pertumbuhan dan pembentukan kelompok mikroba dalam endapan berbentuk butiran itu.
Selain itu dia juga mengembangkan teknologi Anammox di mana amonium berbahaya bersama nitrit diubah menjadi natrium dan air yang tidak berbahaya.
Dengan kedua teknik itu maka air yang tercemar dapat dimurnikan dengan lebih sedikit energi, lebih sedikit bahan kimia dan lebih sedikit melepaskan karbondioksida (CO2).
Teknologi Nereda dikenal sebagai inovasi penting baru Belanda dan mulai menembus tingkat internasional secara luas. Saat ini berbagai instalasi pemurnian air di Belanda, Portugal, dan Afrika Selatan telah menerapkan teknologi ini.
Belum lama ini Royal Haskoning DHV juga telah menandatangani kontrak besar untuk mengekspor teknologi ini ke Brazil dan Inggris.
Dari endapan Nereda dapat dihasilkan biopolymeer alginaat. Untuk memproduksi bioplastik dari air limbah saat ini telah dilakukan eksperimen dengan sukses.
Sementara itu arkeolog Corinne Hofman (Universitas Leiden) mendapat penghargaan atas penelitiannya di wilayah Karibia. Sejak tahun 80-an dia meneliti kolonisasi wilayah Karibia dari sisi penghayatan penduduk Indian-Karibia.
Dengan itu Hofman menulis ulang sejarah dan memberikan perspektif baru pada babak penting sejarah dunia yang sebelumnya sempat dilupakan.
Hofman membuat sketsa sejarah tentang wilayah Karibia yang terdiri dari masyarakat Karibia (termasuk penduduk awal wilayah koloni Belanda di kawasan itu) menjadi suatu rekonstruksi yang lebih teliti dan ilmiah.
Hofman memfokuskan diri terutama pada sistem komunikasi dan interaksi antar kelompok penduduk asal Indian (suku Dayak) sebelum 1492 serta perubahan sosial budaya yang terjadi setelah kolonisasi bangsa Eropa.
Peneliti keempat peraih Spinoza Prize, Theunis Piersma (Universitas Groningen), bersama tim internasional meneliti bagaimana iklim, pangan, predator, bibit penyakit dan latar belakang genetis mempengaruhi burung-burung migran.
Penelitian dilakukan di Belanda, Afrika, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia. Piersma membangun jaringan penelitian sepanjang route burung migran. Selain itu dia juga memimpin penelitian mengenai pengaruh reklamasi lingkungan pada burung migran.
Penelitian Piersma telah mengubah gagasan yang berlaku selama ini mengenai aerodinamika (jarak tempuh maksimal burung terbang non-stop bukan 5.000 km, namun ternyata 13.000 km!).
Di samping itu dia juga membuktikan peran besar bibit penyakit pada kehidupan dan evolusi binatang menyusui dan burung, dan memberi petunjuk baru bagaimana fleksibilitas fenotipe mempengaruhi binatang.
Piersma juga membuat pengetahuan mengenai fenotipe dapat diterapkan di luar disiplin keilmuannya. Hasil penelitiannya ini memungkinkan cara baru pengelolaan lingkungan.
(es/es)