Salah satunya ke makam Syekh Ngabdullah Selomanik yang juga merupakan penyebar Islam di tanah Dieng. Menurut penduduk Dieng, dahulu kawasan Dieng ini dihuni dan ditinggali para penganut Hindu. Namun Syekh Selomanik datang dan menyebarkan agama Islam.
"Syekh ini disebut keturunan Sunan Ampel, dulu semasa hidup Gus Dur juga suka ziarah," terang Alif Ajisaka, tokoh pemuda Dieng saat berbincang dengan detikcom akhir pekan lalu.
Amat mudah bagi yang ingin berziarah ke makam Syekh Selomanik yang terletak di Desa Sembungan. Di pinggir jalan tampak gapura besar bertuliskan lokasi makam. Atau paling mudah tanya saja para penduduk Dieng, mereka pasti tahu makam ini.
Setiap awal Januari, saat haul sang sykeh, lokasi pemakaman ini sangat ramai. Banyak yang berziarah dan memanjatkan doa. Rupa-rupa doa yang dipanjatkan, bergantung dari niatan masing-masing. Dahulu saat musim pencalegan, makam syekh juga ramai dikunjungi. Banyak legenda soal mitos sang syekh ini, mengingat Dieng dikenal wilayah suci.
Saat detikcom menyambangi makam Syekh Selomanik akhir pekan lalu, suasana tampak sepi. Beberapa anak-anak tampak bermain di bawah tangga makam. Untuk menuju makam ini memang mesti naik beberapa anak tangga.
Makam terletak di dalam sebuah rumah di area pemakaman umum. Pengunjung yang datang akan mendapati karpet di dalam rumah seperti mushola itu. Para pengunjung perempuan dan pria dipisah bila ingin berdoa.
Makam ditutup tirai dan sebuah karpet berwarna hijau. Tak ada penunggu makam yang khusus berjaga, para peziarah dipersilakan saja untuk berdoa.
"Kalau wisata ke Dieng jarang yang ke ziarah ke makam, biasanya lihat pemandangan alam sama lihat candi," terang Slamet penduduk Dieng. Anda tertarik ziarah?
(fjr/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini