Solo - Wakil Ketua Komnas HAM Zumrotin K Susilo mengkhawatirkan keberhasilan pengajaran HAM di sekolah. Dia meminta budi pekerti kembali diajarkan karena pelajaran agama dinilai tidak akan mampu mengajarkan HAM. Bahkan pelajaran agama, kata Zumrotin, sangat berperan bagi terciptanya pelanggaran HAM."Saya sangat khawatir, karena kesalahan konsep dasar, nantinya HAM hanya jadi hafalan anak-anak sekolah sehingga mereka tidak mendapatkan apa-apa. Padahal seharusnya persoalan HAM menjadi
behaviour, masuk dalam penghayatan mereka," ujar Zumrotin kepada wartawan di Solo usai berbicara dalam diskusi bertema Kekerasan Negara terhadap Masyarakat, Selasa (21/12/2004).Zumrotin menilai, ada perubahan yang mendasar dalam pengajaran HAM bagi siswa. Salah satu yang perlu dilakukan adalah agar pelajaran budi pekerti kembali diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan agama yang sudah diajarkan di sekolah, menurut Zumrotin tidak cukup untuk menopang pemahaman HAM bagi siswa."Bahkan sebetulnya agama ikut berperan bagi terciptanya ketidaksetaraan gender. Padahal ketidaksetaraan gender adalah tindak pelanggaran HAM. Banyak seruan yang diajarkan oleh agama mendukung terjadinya pelanggran HAM tersebut. Jadi bagaimana mungkin akan membantu siswa memahami HAM," papar Zumrotin.Dicontohkannya, seruan bahwa seorang perempuan akan berdosa jika menolak diajak bersetubuh dengan suaminya, adalah bentuk ketidaksetaraan gender yang diajurkan oleh agama. "Mengapa tidak dipertanyakan kepada si perempuan tentang tidak sehatkah dia atau capek-kah dia sehingga menolak bersetubuh. Lalu mengapa tidak ada seruan kepada pihak laki-lakinya," lanjut Zumrotin.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini