Puisi pertama dibacakan sastrawan Jose Rizal Manua. Pujangga berusia 59 tahun itu membawakan puisi yang mengisahkan kegelisahan serta harapannya terhadap pemerintahan sekarang. Selanjutnya, sastrawan Ahmadun juga turut serta dengan membacakan dua puisinya yang berjudul 'Nyanyian Kebangkitan serta Indonesia, Aku Masih Mencintaimu.'
"Indonesia, aku masih mencintaimu ini saya buat tahun 1997. Ini cerita soal Indonesia saat itu. Dibawakan lagi khusus malam ini," kata Ahmadun saat ditemui di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (30/5/2014) malam.
Setelah itu, beberapa seniman jalanan seperti Yono Slalu ikut berpartisipasi. Tidak ketinggalan sastrawan senior Leon Agusta yang ikut membacakan sajak puisinya berjudul "Catatan Tahun 1946 karya Chairul Anwar" serta "Pertemuan" yang merupakan karyanya sendiri. Puisi "Pertemuan" itu dibuat tahun 1972 dan dibacakan kembali khusus malam ini.
"Itu dibaca buat enakin hati aja sajaknya. Enggak bahas apa pun," ujarnya kepada detikcom.
Adapun beberapa politikus berlatar belakang publik figur seperti Rachel Maryam dan Raslina Rasidin ikut berartisipasi dengan membawakan puisi karya Chairul Anwar. Salah satu puisi berjudul Karawang-Bekasi yang dibacakan Rachel Maryam.
Dengan gerimis hujan serta dekorasi panggung yang dihiasi lilin menambah suasana agak khidmat. Sejumlah pengunjung tampak serius mendengar puisi yang dilantunkan. Namun, sastrawan Taufiq Ismail yang dijadwalkan hadir ternyata tidak bisa memenuhi undangan. Begitupun dengan calon wakil presiden Hatta Radjasa yang juga tidak datang.
(hat/jor)