"Memasuki momentum Pilpres 2014 ini, BEM UI dan BEM se-UI sebagai pemangku kepentingan Bangsa Indonesia akan terus mengawal seluruh rangkaian penyelenggaraannya. Dalam konteks ini, mahasiswa akan terus menjadi garda terdepan dalam mengawasi dan melakukan kendali terhadap rencana program dan kebijakan pemerintah sejak awal agar tidak semena-mena merugikan kepentingan tertinggi bangsa ini, yaitu masyarakat," ucap Ketua BEM UI, Muhammad Ivan Riansa, Rabu (28/5/2014).
Hal ini diungkapkannya di pelataran Stasiun UI, Depok, Jawa Barat. Ivan ditemani dengan ketua-ketua BEM fakultas perwakilan kampus menyatakan sikapnya dengan penuh semangat.
"Sebagai wujud keseriusan dan keberpihakan kami terhadap rakyat Indonesia dalam mengawal proses Pilpres, BEM UI mendorong terciptanya kontrak politik antara mahasiswa dengan capres dan cawapres. Maka dari itu kami mengundang secara terbuka capres dan cawapres untuk hadir ke kampus UI, kampus perjuangan untuk berdialog dengan seluruh mahasiswa UI dan menandatangani kontrak politik tersebut," lanjutnya.
Dalam kontrak politik yang akan diajukannya tersebut, terdapat 4 poin yang menjadi fokus dari mahasiswa untuk Presiden terpilih kelak. "Ada 4 poin kontrak politik yaitu energi, pendidikan, korupsi dan kesehatan. Kami akan mengantarkan undangan ini ke KPU pada 1 Juni tepat para capres cawapres mengambil nomor urut," lanjutnya.
Ivan menegaskan, BEM UI akan menjaga independensi kampus dari segala bentuk politisasi dan tidak akan memihak kepada salah satu pasangan capres cawapres. Namun demikia, dia membebaskan seluruh mahasiswa UI untuk menggunakan hak pilihnya pada 9 Juli mendatang.
"Kita tidak akan menggunakan posisi kata netral tapi independen. Kami tidak akan memihak tapi ingin memberikan pendidikan politik yang baik. Kami tegaskan tidak ada intensi untuk tidak memilih siapa pun. Lembaga yang kita emban bukan untuk kepentingan politik para calon," tutup mahasiswa jurusan Teknik Metalurgi UI ini.
(gah/gah)