Hal tersebut ditegaskan oleh Din Syamsuddin dalam tabligh akbar hari ber-muhammadiyah di Stadion Manahan, Solo, Selasa (27/5/2014). Tabligh tersebut juga digelar guna menyambut seabad 'Aisyiyah dan Muktamar ke-16 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang digelar di Solo hari ini. Lebih dari 35 ribu warga Muhammadiyah memadati tribun stadion hingga membludak di luar stadion.
Dijelaskannya, Bung Karno adalah menantu dari Ustadz Hassan Din, Ketua Konsul Muhammadiyah Bengkulu. Bahkan Bung Karno juga menduduki Ketua Bidang Pendidikan Muhammadiyah Bengkulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prinsip lain yang harus dipegang teguh warga Muhammadiyah, menurut Din, adalah pesan daro KH ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Ahmad Dahlan pernah berpesan agar seluruh kader dan warga Muhammadiyah tidak pernah menduakan Muhammadiyah.
"Karena itu jangan duakan Muhammadiyah. Jangan berpaling ke lain hati. Yang aktif di manapun, di parpol, jangan menduakan Muhammadiyah. Bawalah panji-panji Muhammadiyah ke partai-partai, jangan sebaliknya membawa kepentingan partai ke Muhammadiyah karena itulah yang akan menghancurkan Muhammadiyah ke depan," ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak memiliki hubungan organisatoris dan tidak berafliasi dengan parpol manapun. Sebab kalau Muhammadiyah terseret pada kepentingan politik maka dipastikan Muhammadiyah akan hancur, kondisinya akan naik turun sejalan dengan naik turunnya parpol tersebut.
Dalam kaitandengan pilpres 2014, Din juga menegaskan Muahammadiyah tidak
dalam posisi secara organisatoris dan kelembagaan memberikan dukungan kepada pasangan capres dan cawapres manapun. Karena itu tidak ada pasangan capres dan cawapres yang bisa diklaim secara resmi sebagai pasangan yang didukung Muhammadiyah.
"Karena khittah kita mengatakan demikian. Warga Muahammadiyah diberi kebebasan dengan pesan tunaikan hak politik dengan penuh tanggung jawab dan cerdas agar tidak dibodohi. Menentukan pilihannya atas dasar pengetahuan, bukan atas dasar emosi, cobaan dan godaan, apalagi jika hanya karena politik uang. Itu adalah risywah (suap), yang penyuap maupun yang disuap sama-sama dilaknat," lanjutnya.
Ribuan warga Muhammadiyah telah berada di dalam stadion semenjak pagi, jauh sebelum acara dimulai. Mereka memenuhi seluruh tribun di stadion. Namun cuaca terik yang menyengat di Solo hari ini membuat mereka kepanasan di tempat terbuka tanpa peneduh. Akhirnya ketika acara inti dimulai yaitu tabligh akbar oleh Din Syamsuddin dimulai, tak lebih seperempat massa yang bertahan di dalam stadion.
Dalam tabligh, Din Syamsuddin sendiri mengaku menyadari kondisi tersebut karena menurutnya memang matahari semakin tinggi dan terik panasnya semakin meningkat sehingga wajar saja kalau peserta tabligh memilih keluar dari stadion untuk berteduh di bawah pohon-pohon rindang di kompleks stadion.
(mbr/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini