Ada dua versi pemberitaan media internasional soal status kewarganegaraan Prabowo. Dalam berita yang dimuat Associated Press (AP) pada 22 Desember 1998, Prabowo disebut mengajukan kewarganegaraan Yordania dan diterima. AP mengutip pernyataan perdana menteri Yordania saat itu, Fayez Tarawneh.
Namun, berita yang dimuat oleh AFP keesokan harinya berkata berbeda. Dalam berita AFP, yang mengutip wawancara Prabowo dengan koran lokal Indonesia, ada pernyataan Prabowo menolak tawaran kewarganegaraan dari Yordania. Prabowo mengaku ditawari, namun dia terpaksa menolak karena Indonesia tak mengenal kewarganegaraan ganda bagi warganya.
Waketum Gerindra Edhy Prabowo menepis berita AP dan membenarkan yang dimuat AFP. Edhy yang menemani Prabowo lebih dari dua tahun di Yordania membantah eks Danjen Kopassus itu memiliki kewarganegaraan ganda.
"Itu tidak benar, berita bohong. Saya saksinya, yang menemani Pak Prabowo lebih dari dua tahun di Yordania. Tidak pernah ada pengajuan kewarganegaraan dari Pak Prabowo," kata Edhy saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (23/5/2014).
Edhy menegaskan, meski tinggal di luar negeri, hati Prabowo tetap di Indonesia. Prabowo memang diperlakukan dengan sangat baik di Yordania, bahkan ditawari untuk menetap, namun ditolak.
"Beliau diterima dengan hormat di sana, kalau desas-desus kewarganegaraan itu hanya kabar burung. Saya tegaskan itu tidak ada. Kalau ada yang mengatakan seperti itu, berhadapan dengan saya dulu, kita buktikan di publik, sebelum ke pengadilan," ujar Edhy.
(trq/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini