Menurutnya, pola pengamanan Pilpres di Aceh masih sama dengan Pileg 9 April lalu. Polda Aceh mengerahkan dua pertiga dari kekuatannya atau sekitar 9 ribu personel. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya teror dan kekerasan bersenjata saat Pilpres berlangsung. Personel yang diturunkan fokus pada pencegahan dengan memaksimalkan patroli dan pemantauan.
"Kalau untuk mengamankan kotak suara, kami mengimbau seluruh personel polisi untuk tidur di dekat kotak suara," kata Husein dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Rakorpimda) se-Aceh di kantor Gubernur Aceh, Jln T. Nyak Arief Banda Aceh, Kamis (22/5/2014).
Rakorpimda yang dihadiri sejumlah unsur pimpinan provinsi dan daerah ini tidak dihadiri Gubernur Aceh Zaini Abdullah karena sedang sakit. Sedangkan Wakil Gubernur Muzakir Manaf juga berhalangan karena sedang umrah di Arab Saudi, dan Sekretaris Daerah Aceh, Darmawan sedang di Jakarta. Rakorpimda dipimpin Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Hasbi Abdullah.
Selain menurunkan 9 ribu personel, kata Husein, Polda Aceh juga telah meminta penabalan pasukan dari Kodam IM jika nanti dibutuhkan. Terkait titik yang diperkirakan rawan terjadinya gangguan, jelas Kapolda, masih sama seperti Pileg lalu dan di titik tersebut akan intensif dilakukan pemantauan.
"Kami tetap memantau kondisi di lapangan, semoga tidak terjadi seperti saat jelang Pileg dulu," jelas Kapolda.
Sementara itu Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen Pandu Wibowo mengatakan, Kodam IM akan menyiapkan 2.100 personil TNI untuk membantu polisi jika diperlukan. Selain itu, pihaknya juga akan memaksimalkan fungsi intelijen untuk mencegah gangguan keamanan di Aceh jelang Pilpres.
"Fungsi intelijen akan akan kita maksimalkan menjaga stabilitas keamanan di Aceh," kata Pandu.
(try/try)